tag:blogger.com,1999:blog-19305527163291253552024-03-13T20:22:06.812+07:00Islam Dan KesehatanPuji Handoko, SAg.http://www.blogger.com/profile/10181491635059913512noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-1930552716329125355.post-18890853993574431902009-08-11T09:53:00.000+07:002009-08-11T09:56:43.697+07:00Terapi Dzikir dan Do’a<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 10"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 10"><link style="font-family: times new roman;" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMRBD26%7E1.JOH%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><span style="font-size:85%;"><o:smarttagtype style="font-family: times new roman;" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="country-region"></o:smarttagtype><o:smarttagtype style="font-family: times new roman;" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><o:smarttagtype style="font-family: times new roman;" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype></span><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" >Menurut hasil penelitian Alvan Goldstein, ditemukan adanya zat endorphin dalam otak manusia, yaitu suatu zat yang memberikan efek menenangkan yang disebut endogegonius morphin. Drs Subandi menjelaskan, bahwa kelenjar endorfina dan enkefalina yang dihasilkan oleh kelenjar pituitrin di otak ternyata mempunyai efek mirip dengan opiat (candu) yang memiliki fungsi menimbulkan kenikmatan (Pleasure principle), sehingga disebut opiate endogen. Apabila seseorang dengan sengaja memasukkan zat morphin ke dalam tubuhnya, maka akan terjadi penghentian produksi endorphin. Pada pengguna Narkoba, apabila dilakukan penghentian morphin dari luar secara tiba-tiba, orang akan mengalami Sakaw (ketagihan yang menyiksa dan gelisah) karena otak tidak lagi memproduksi zat tersebut. Untuk mengembalikan produksi endorphin di dalam otak bisa dilakukan dengan Meditasi, sholat yang benar atau melakukan Dzikir-dzikir yang memang banyak memberikan ketenangan.</span></p><p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;">
<br /><span style="font-size:85%;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><b><span style="color: rgb(98, 56, 0);">Dr. R. H. Su’dan M.D, S.K.M :</span></b></span><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" > “Penyimpangan seks seperti hiperseks, lesbian, homoseks, masochisme dan lain sebagainya dapat sembuh dengan dzikrulloh (mengingat Allah). Juga penyimpangan jiwa lainnya seperti psychopatia semacam kleptomania atau suka mencuri, penyakit jiwa karena stress atau ketegangan hidup yang berlebihan. Apalagi kalau hanya penyakit psikosomatik, mudah sekali ditanggulangi dengan dzikrulloh. Bahkan penyakit jiwa yang sebenarnya seperti psychosis pun dapat diselesaikan dengan dzikrulloh pula”
<br /></span></p><p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;">
<br /><span style="font-size:85%;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" >“Kalaulah kita mau melatih diri untuk berdzikir dengan tenang, serta berpikir luas, maka tentu semakin tampak jelas betapa agungnya Allah SWT. dan betapa luar biasa kasih sayang-NYA” (Drs. KH. M. Djufri Raksana. M. Si. Pusat Studi Islam dan filsafat-UMM/mantan bid. Penerangan Agama, Depag-Jawa Timur)</span></p><p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;">
<br /><span style="font-size:85%;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><b><span style="color: rgb(98, 56, 0);">DR. Aidh al-Qarni</span></b></span><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" > menulis dalam bukunya yang berjudul LA TAHZAN (JANGAN BERSEDIH!) : ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup kencang menerjang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru : “Ya Allah!”. Ketika seseorang tersesat di tengah gurun pasir, kendaraan menyimpang jauh dari jalurnya, dan para kafilah bingung menentukan arah perjalanannya, mereka akan menyeru : “Ya Allah!”. ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, mereka yang tertimpa akan selalu berseru : “Ya Allah!”. Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka pun menyeru : “Ya Allah!”. Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup, dan jiwa serasa tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus Anda pikul, menyerulah : “Ya Allah!”. Setiap ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur, air mata yang menetes penuh keikhlasan, dan semua keluhan yang menggundahgulanakan hati adalah hanya pantas ditujukan ke hadirat- NYA. Setiap dini hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan, julurkan lengan penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu ke arah-NYA untuk memohon pertolongan! Ketika lidah bergerak, tak lain hanya untuk menyebut, mengingat dan berdzikir dengan nama-NYA. Dengan begitu, hati akan tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi menegang, dan iman kembali berkobar-kobar.</span></p><p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;">
<br /><span style="font-size:85%;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" >Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyah menulis dalam bukunya yang berjudul “Metode Pengobatan Nabi SAW.” : “Kiat lain terhadap musibah adalah dengan menyadari bahwa yang memberi musibah kepadanya itu adalah Allah yang Maha Bijaksana, Rabb dari segala Makhluk yang Bijak, Ar-Rahman (Maha Penyayang), Rabb dari segala Makhluk yang penuh rahmat. Dan juga menyadari bahwa Allah mengirimkan musibah itu kepadanya bukan untuk membinasakannya, bukan untuk menyiksanya dan juga bukan untuk menyakitinya. Tetapi Allah memberikan cobaan itu untuk menguji kesabaran, keridhaan dan keimanannya. Agar Allah mendengar do’a dan penyerahan dirinya kepada-NYA, agar ia bersimpuh di depan pintu-NYA; dengan mengharapkan rahmat-NYA, memasrahkan kehancuran hatinya di hadapan-NYA, dan menyampaikan keluh kesah kepada-NYA. Kalau Allah tidak mengobati para hamba-NYA melalui cobaan dan bala, niscaya mereka akan melampaui batas, berbuat semena-mena dan tidak mengenal aturan”.</span></p><p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;">
<br /><span style="font-size:85%;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" >William James berujar, ”Penderitaan telah membantu kita untuk mencapai suatu batas yang tidak pernah terbayangkan. Andaikata Dostoyevsky dan Leo Tolstoy tidak mengalami kehidupan yang pahit, keduanya tak akan sukses menulis memoar dan novel-novel yang mengagumkan dan abadi hingga saat ini”. Dengan demikian, keyatiman; kebutaan; pengasingan; dan kemiskinan adalah salah satu sebab tumbuhnya kreativitas, produktivitas, kemajuan dan kontribusi.</span><span style="font-size:85%;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><a name="Terapi_Doa"></a></span><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" >
<br /></span><span style="font-size:85%;"><b><span style="color: rgb(100, 142, 2);">Terapi Do'a</span></b></span></p><p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt;font-family:times new roman;">
<br /><span style="font-size:85%;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" >Larry Dossey, MD. Seorang dokter yang lebih terkenal karena bukunya yang berjudul Recovering the Soul, pandangan dunianya yang ilmiah itu menjadi goncang setelah ia praktek bertahun-tahun dan akhirnya menemukan bukti ilmiah bahwa do’a mempunyai kekuatan menyembuhkan. Terbitlah bukunya yang berjudul Healing Words, yang dalam pengantarnya dikatakan bahwa dengan memasukkan seni penyembuhan yang memperhatikan segi-segi spiritual ke dalam ilmu kedokteran, buku ini akan membuka jalan menuju “suatu ilmu kedokteran yang lebih efektif dan sekaligus lebih manusiawi, suatu ilmu kedokteran yang berfungsi dan lebih baik”. Seperti umumnya orang yang menyelesaikan pendidikan kedokteran, Larry Dossey pada awalnya juga menganggap do’a adalah tak ubahnya seperti takhayul. Mereka yang tidak percaya akan do’a pada umumnya menganggap bahwa penelitian-penelitian yang dilakukan untuk menunjukkan bukti kemanjuran do’a itu metodologinya payah, rancangan dan pengamatannya jelek, sehingga hasilnya berupa khayalan belaka. Tetapi, ternyata tidak demikian. Hingga tahun 1993, para peneliti telah melakukan studi terkontrol sebanyak 131 kali (Healing Research), bahkan ada yang telah menggunakan rancangan tertinggi, Double Blind Randomized Control Trial. Lima puluh enam kajian ini memperlihatkan hasil-hasil yang signifikan secara statistik pada P <><st1:city><st1:place><span style="color: rgb(98, 56, 0);">baku</span></st1:place></st1:city><span style="color: rgb(98, 56, 0);"> dalam praktek kedokteran ilmiah pada kebanyakan komunitas kedokteran. Penggunaannya akan semakin meluas, sehingga untuk tidak menyarankan penggunaan do’a sebagai bagian integral perawatan medis pada suatu hari akan merupakan kesalahan pengobatan medis.</span></span></p><p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;">
<br /></span><span style="font-size:85%;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><b><span style="color: rgb(98, 56, 0);">Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater (Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas </span></b><st1:country-region><st1:place><b><span style="color: rgb(98, 56, 0);">Indonesia</span></b></st1:place></st1:country-region><b><span style="color: rgb(98, 56, 0);">. Doktor di bidang NAZA) </span></b></span><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" >: "Selain terapi medis, sholat, berdoa dan berdzikir dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus HIV/AIDS".</span></p><p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;">
<br /><span style="font-size:85%;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><b><span style="color: rgb(98, 56, 0);">Dr. Handrawan Nadesul</span></b></span><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" >, dalam salah satu artikel yang ada di buku berjudul ”Memahami Otak” (diterbitkan oleh Penerbit Kompas), menulis : ”Hidup kita sudah begini susah, maka jangan lagi ditambah susah. Pilihan untuk lebih banyak melakukan perenungan sungguh bijaksana. Kini agaknya kita perlu lebih banyak melakukan kegiatan spiritualitas. Kita perlu meningkatkan intelegensia spiritualitas (Spiritual Quotient, SQ, Danah Zohar & Ian Marshal), antara lain lewat pencarian ke dalam diri dengan perjuangan ke luar.</span></p><p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;">
<br /><span style="font-size:85%;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" >Orang-orang yang banyak melakukan do’a, meditasi, bersembahyang, berzikir, tahajud, akan mampu menjinakkan sistem saraf otonom tubuhnya. Tabiat saraf otonom kita, lantaran kehidupan serba modern sekarang ini, rata-rata kian liar dan binal. Secara sadar kita sendiri tak mampu mengendalikannya. Aktivitas saraf otonom, yang bikin kita garang dan pemberang selama ini, ada di luar pengaruh alam sadar kemauan kita. Satu cara menjinakkannya, katanya, dengan lebih banyak melakukan kegiatan spiritual.</span></p><p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;">
<br /><span style="font-size:85%;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" >Orang yang tinggi spiritualitasnya tinggi pula gelombang alfa di otaknya. Ini yang membuat hidup menjadi lebih tenang, sekali pun badai kecemasan, ketakutan, dan kepanikan terus menerjang tanpa perlu minum obat atau minta bantuan dukun. Dengan demikian risiko kena stroke, jantung koroner, sakit jiwa, dan kanker menjadi lebih kecil.</span></p><p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;">
<br /><span style="font-size:85%;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" >Kebanyakan stres dan berperasaan negatif yang mengguyur orang modern sekarang ini mencetuskan banyak sekali penyakit. Gerak spiritualitas akan bisa meredamnya”.</span></p><p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;">
<br /><span style="font-size:85%;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><b><span style="color: rgb(98, 56, 0);">Dr. Benny Ardjil, SpKJ (Kapuslab T & R BNN) : ”Dengan cara Spiritual, Hati dan Jiwa mereka (korban Narkoba) bisa sembuh”</span></b></span></p><p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;">
<br /><span style="font-size:85%;"><b><span style=""><o:p></o:p></span></b></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><b><span style=""> <o:p></o:p></span></b></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><b><span style="color: rgb(98, 56, 0);">Carrel Aulia </span></b></span><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" >(1980 : 19,20) mengemukakan bahwa “Apabila do’a itu dibiasakan dan bersungguh-sungguh, maka pengaruhnya menjadi sangat jelas. Ia merupakan semacam perubahan kejiwaan dan kebadanan. Ketentraman ditimbulkan oleh do’a itu merupakan pertolongan yang besar pada pengobatan”. Mengenai tidak dikabulkannya do’a, selanjutnya Carrel mengemukakan “Do’a itu sering tidak berhasil, karena kebanyakan yang memanjatkan do’a itu masuk golongan orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri, pembohong, penyombong, bermuka dua, tidak beriman dan mengasihi”.</span></p><p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;">
<br /><span style="font-size:85%;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" >Ajaran Islam penuh dengan do’a, seperti do’a hendak dan bangun tidur, do’a sebelum dan sesudah makan, do’a keluar-masuk toilet, do’a naik kendaraan, do’a keluar-masuk Masjid, dan lain-lain.</span></p><p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;">
<br /><span style="font-size:85%;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 12.5pt 0.0001pt; text-indent: 20pt;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 17.5pt 0.0001pt;font-family:times new roman;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);font-size:85%;" >Silahkan baca juga buku : DOA DAN DZIKIR SEBAGAI PELENGKAP TERAPI MEDIS karya <b>Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari </b>* Hidup Sehat dengan dzikir & doa karya <b>SyaikhMuhammad Bayumi </b>* Rahasia kekuatan Doa karya <b>Asep Rohidin </b>*Meraih kesembuhan dengan Doa karya <b>IbrahimMuhamad Hasan al-Jamal </b>* dll.<o:p></o:p></span></p> Puji Handoko, SAg.http://www.blogger.com/profile/10181491635059913512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1930552716329125355.post-18177852913009223872009-08-11T09:49:00.000+07:002009-08-11T09:51:55.782+07:00Terapi Air<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 10"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 10"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMRBD26%7E1.JOH%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 10"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 10"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMRBD26%7E1.JOH%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--><b><span style="color: rgb(100, 142, 2);font-family:Arial;" > Terapi Wudhu (Hydrotherapy)
<br />
<br /></span></b><span style="font-family:Arial;"><o:p></o:p></span> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);">Wudhu menjaga seorang muslim agar tetap bersih. Membasuh bagian bagian tubuh yang bersentuhan dengan udara bebas, dimaksudkan agar permukaan kulit terpelihara dari debu. Dr. Muwaffaq Asy-Syathi mengatakan, “Wudhu adalah membasuh anggota badan tertentu dengan menggunakan air dingin untuk menghilangkan keringat luar agar kembali normal. Wudhu memberi manfaat yang besar kepada tubuh. Karena dapat meningkatkan tekanan darah, menambah gerakan jantung, menambah jumlah sel-sel darah merah, mengaktifkan pertukaran (sirkulasi) dalam tubuh, menambah kadar oksigen, serta memperbanyak kadar CO2 (Carbon dioksida) yang keluar. Membasuh bagian-bagian yang terbuka dengan Wudhu bermanfaat kepada tubuh yaitu memperlancar kencing, mengeluarkan racun-racun, menambah nafsu makan, mengaktifkan pencernaan, merangsang otot kulit dan otot sendi. Rangsangan ini berpindah menuju ke seluruh otot urat leher, paru-paru, perut, kemudian diteruskan kepada seluruh anggota tubuh dan kelenjar-kelenjar.</span><o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify;"> <o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);">Seorang Peneliti bernama Muhammad Salim berhasil meraih gelar Master dari Fakultas Kedokteran Universitas Iskandariah dengan studinya tentang manfaat medis yang digali dari ibadah wudhu. Hasil studinya mengatakan : “Sesungguhnya cara berwudhu yang baik adalah dimulai dengan membasuh tangan lalu berkumur-kumur, kemudian mengambil air ke hidung 3 kali dan seterusnya”. Peneliti tersebut berhasil menganalisis kesehatan terhadap ratusan hidung dari orang-orang sehat yang tidak berwudhu </span><st1:city><st1:place><span style="color: rgb(98, 56, 0);">lima</span></st1:place></st1:city><span style="color: rgb(98, 56, 0);"> kali dalam sehari. Ia juga berhasil menganalisis ratusan hidung dari mereka yang teratur dalam berwudhu dan sholat. Peneliti mengambil zat dalam hidung pada selaput lendir dan mengamati beberapa jenis kumannya. Pekerjaan ini ia lakukan berbulan-bulan. Kesimpulannya : orang-orang yang tidak berwudhu warna hidung mereka memudar dan berminyak, kotoran debu lebih ke dalam. Rongga hidung memiliki permukaan yang lengket dan berwarna gelap. Adapun orang-orang yang teratur dalam berwudhu; permukaan rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih, dan tidak ada debu. Menurut pengamatan melalui mikroskop, tempat pertumbuhan kuman bagi orang-orang yang tidak berwudhu terdapat jumlah yang besar dari kuman yang cepat penularannya dan kuman-kuman lainnya. Adapun orang-orang yang selalu berwudhu hidung mereka tampak bersih dari kuman. Tempat pertumbuhan kuman relatif tidak ada. Penelitian tersebut juga menjelaskan kenyataan penting; bahwa memasukkan air ke hidung sekali saja ketika berwudhu, dapat membersihkan hidung dari separuh kuman. Sedangkan memasukkan air dua kali, dapat menambah 1/3 kebersihan. Jika memasukkannya sampai tiga kali, maka hidung benar-benar bersih dari kuman. Hikmah tersebut memperkuat sabda Rosululloh SAW., “Sempurnakan wudhu, lakukan istinsyaq (mengambil air ke hidung) kecuali jika kamu berpuasa”. Secara ilmiah, hidung terjaga bersih selama 3 sampai dengan 5 jam, kemudian kotor kembali, yang kemudian dapat dibersihkan melalui wudhu berikutnya. Peneliti juga menyatakan bahwa persentase terkena penyakit bagi orangorang yang tidak sholat dan tidak berwudhu, lebih banyak daripada orang-orang yang berwudhu. Istinsyaq dan Istintsar dapat menghilangkan 11 bakteri membahayakan yang ada dalam hidung, yang menyebabkan penyakit saluran pernafasan, radang paru-paru, panas rheumatism, penyakit rongga hidung, dan lain-lain.</span><o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;"> <o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);">Dr. Ahmad Syauqy Ibrahim, Anggota Ikatan Dokter Kerajaan Arab Saudi di London dan Penasihat Penderita Penyakit Dalam dan Penyakit Jantung mengatakan, "Para Pakar sampai berkesimpulan bahwa mencelupkan anggota tubuh ke dalam air akan bisa mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan menjadi rileks syaraf-syaraf dan otot, hilangnya kenaikan detak jantung dan nyeri-nyeri otot, kecemasan, dan insomnia (susah tidur)". Hal ini dikuatkan oleh salah seorang pakar dari Amerika dengan ucapannya, "Air mengandung kekuatan magis, bahkan membasuhkan air ke wajah dan kedua tangan -yang dimaksud adalah aktivitas wudhu'- adalah cara yang paling efektif untuk relaksasi (menjadikan badan rileks) dan menghilangkan tensi tinggi (emosi). Sungguh, Maha Suci Allah Yang Maha Agung ...</span><o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;"> <o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);">Apabila kita takut air atau dingin, menurut teori kedokteran Tiongkok, bisa menjadi indikator ada kelainan fungsi organ pada ginjal. Karena itu, ketika suatu saat kita berwudhu dan takut air, mungkin ada gangguan pada organ ginjal kita. Dengan kata lain, wudhu dapat menjadi suatu metode untuk mendeteksi penyakit.</span><o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 33.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);">
<br />Silahkan baca juga : Misteri Energi Wudhu “Keajaiban energi wudhu terhadap kekuatan fisik, emosi dan hati” karya Muhamad Muhyidin, * Mukjizat berwudhu untuk pencegahan dan pengobatan penyakit karya Drs. Oan Hasanuddin (ahli akupuntur dan akupressure), dan lain-lain.</span></p><p style="margin: 0in 33.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;">
<br /><span style="color: rgb(98, 56, 0);"></span><o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="color: rgb(100, 142, 2);">Terapi Mandi</span></b><span style="color: rgb(98, 56, 0);">
<br /></span><o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);">Mandi dua kali sehari dan cuci rambut paling telat tiga hari sekali sangat dianjurkan pakar kesehatan dan kebugaran. Alasannya, sentuhan air bersih dengan tubuh membuat badan terasa segar dan bugar kembali. Sejak ratusan tahun sebelum masehi bangsa Romawi sudah mengenal khasiat mandi, entah mandi susu atau berendam di kolam air bersih yang dilengkapi pancuran dan wewangian. Tujuannya agar tubuh bersih, sehat,
<br />dan wangi.</span><o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;"> <o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);">Spa yang kita kenal sekarang tak Cuma dihubungkan dengan air, melainkan juga dengan perawatan kecantikan, kesehatan jiwa-badan, serta kebugaran, yang menyertakan bahan-bahan atau cara alami seperti perawatan wajah dan tubuh dengan aromaterapi, mandi rempah, body scrub, body wrap, pengaturan gizi, yoga, meditasi. Namun konsep Spa itu sendiri asal-muasalnya hanya berkaitan dengan air. Istilah “Spa” diambil dari bahasa Yunani sante per aqua, artinya kesehatan melalui terapi air.</span><o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;"> <o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);">Menurut para peneliti sebuah lembaga riset trombosis di London, Inggris, jika orang selalu mandi dengan air dingin, peredaran darahnya akan membaik sehingga tubuh terasa lebih bugar. Ditambahkan lagi bahwa mandi dengan air dingin akan meningkatkan produksi sel darah putih dalam tubuh serta meningkatkan kemampuan seseorang terhadap serangan virus.</span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;">
<br /><span style="color: rgb(98, 56, 0);"><o:p></o:p></span><b><span style="color: rgb(100, 142, 2);">Terapi Istinja dengan air setelah buang air</span></b><o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;"> <o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><span style="color: rgb(98, 56, 0);">Beristinja’ mempunyai banyak manfaat kesehatan yang dapat menjaga manusia dari berbagai penyakit. Beristinja’ dengan air juga dapat melindungi manusia dari penyakit-penyakit berbahaya yang menular seperti typus dan penyakit kolera. Hal ini seperti yang terjadi pada tahun 1963 di salah satu kota di Inggris. Kota tersebut terserang oleh wabah typus secara beruntun dan dalam waktu yang cepat. Sehingga menyebabkan kepanikan terhadap meningkatnya penyerangan wabah di kota ini. Kemudian dikeluarkan anjuran kedokteran dari para penanggung jawab kesehatan negeri tersebut yaitu mengharuskan beristinja’ dengan air sesudah buang air besar, dan tidak diperbolehkan menggunakan tissu di WC. Cara inilah yang dianggap paling efektif dalam pencegahan mewabahnya penyakit menular di seluruh kota. Para penduduk mematuhi saran kesehatan tersebut yang ditulis dengan jelas: “Kebersihan seseorang adalah dengan air sebagaimana yang dilakukan orang-orang muslim, dan bukan dengan kertas tissu yang ada di WC.” Hanya dalam beberapa hari saja wabah typus tersebut menghilang dari kota. Agama Islam selalu memperhatikan hal-hal yang besar maupun yang kecil dalam kehidupan manusia sehari-hari</span><o:p></o:p></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt;"><o:p> </o:p></p> Puji Handoko, SAg.http://www.blogger.com/profile/10181491635059913512noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1930552716329125355.post-5778048910595679912009-08-11T09:28:00.000+07:002009-08-11T09:48:32.399+07:00Manfaat Gerakan Shalat Bagi Kesehatan<div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 10"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 10"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMRBD26%7E1.JOH%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><span style="font-size:85%;"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="State"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype>Kualitas iman seseorang dapat diukur dengan komitmennya terhadap penegakan ajaran Islam, baik kaitannya dengan kehidupan pribadi maupun ke-masyarakatan. Salah satu tolok ukur yang dapat dilihat dalam hubungannya dengan hal di atas adalah komitmen penegakan umat Islam terhadap rukun Islam yang ada. Utamanya dalam hal ini adalah shalat.<o:p></o:p></span><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:589509004; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-1750937672 2068077826 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l0:level1 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:-; mso-level-tab-stop:.5in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} ol {margin-bottom:0in;} ul {margin-bottom:0in;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;" class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Shalat <st1:city><st1:place>lima</st1:place></st1:city> waktu merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Bahkan shalat merupakan kewajiban pertama setelah keimanan kepada Allah SWT. Artinya, setelah pengakuan kebenaran adanya Allah dan utusannya Rasulullah SAW, shalat merupakan manifestasi keimanan yang pertama. Akan tetapi, apabila kita hayati secara mendalam, shalat merupakan ibadah yang sangat terasa manfaatnya bagi diri manusia itu sendiri, terutama mengenai kesehatan sehingga hal itu dirasakan sebagai kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;">Shalat akan menjadikan manusia bersikap <em>tawadhu', </em>rendah hati, tidak sombong dan tidak angkuh<em>. </em>Anggota tubuh kita yang paling terhormat adalah kepala, akan tetapi di hadapan Allah pada waktu shalat menjadi sama rendahnya dengan telapak kaki. Karenanya, orang yang <em>tawadhu'</em> sadar akan kedudukan (<em>maqam</em>)<em> </em>nya di hadapan Allah. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;" class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Manusia akan merasakan kebahagian yang hakiki manakala ia merasa begitu dekat dengan Allah. Manusia yang dekat dengan Tuhan senantiasa hidup tenteram dan damai. Segala bentuk tantangan dan godaan duniawi tidak akan bisa mempengaruhi dan mengotori batinnya sehingga gerakgerik dan perilakunya selalu mendapat petunjuk dan penerangan dari-Nya. Untuk mencapai itu, tentu manusia harus rajin menghadap dan mendekatkan diri kepada-Nya.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;" class="MsoNormal"> </p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;" class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Dalam konteks ini Allah SWT telah memberikan jalan yang harus ditempuh, yaitu shalat. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;">Shalat itu merupakan kunci surga dan merupakan penyekat yang menghalangi panasnya api neraka jahannam. Semua orang Islam sudah maklum bahwa shalat <st1:city><st1:place>lima</st1:place></st1:city> waktu adalah kewajiban yang utama lagi penting, semua orang Islam lakilaki maupun perempuan wajib mengamalkan selama hidupnya . <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;">Sama sekali tidak ada alasan bagi kaum muslimin kewajiban shalat ini untuk ditinggalkan walaupun sedang dimana kita berada, pendek kata shalat musti dikerjakan. Rasulullah SAW bersabda: "<em>Shalat adalah tiang agama. Barang siapa mendirikan shalat, berarti ia mendirikan agama. Dan barang siapa meninggalkannya berarti ia merobohkan agama ".</em><o:p></o:p></span> </p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;">Jadi apabila ada orang yang mengaku beragama Islam, tetapi tidak mau shalat, berarti pengakuannya itu tidaklah benar. Dan orang yang semacam itu ditetapkan masuk neraka. Dari uraian singkat diatas dapatlah ditarik beberapa pengertian : <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; text-align: justify;font-family:times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:85%;">-<span style=""> </span></span><!--[endif]--><span style="font-size:85%;">Kalau kita hendak mengetahui kematangan Islam seorang muslim, lihatlah amalan shalatnya <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; text-align: justify;font-family:times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:85%;">-<span style=""> </span></span><!--[endif]--><span style="font-size:85%;">Selagi seorang itu masih biasa mengabaikan shalat, sangat boleh jadi Islam dalam dirinya belum matang <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; text-align: justify;font-family:times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:85%;">-<span style=""> </span></span><!--[endif]--><span style="font-size:85%;">Sebaliknya, setiap orang yang ta'at ibadatnya menunjukkan Islamnya sudah matang benar <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;">Jika sholat benarbenar di laksanakan secara <em>tuma'ninah</em> (tenang) dan kontinyu Insya Allah shalat kita dapat menghapus dosa dan kesalahan, disamping itu juga gerakan gerakan yang ada di dalam shalat dapat menyehatkan fisik dan bahkan dapat berfungsi sebagai pencegah penyakit. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;">Secara spesifik, shalat Tahajjud dan shalat Subuh yang kita lakukan selama ini telah banyak dibuktikan oleh umat muslim bahwa memiliki efek terafis (pengobatan) terhadap penyakit kanker dan jantung. Kalau dilihat persfektif shalat secara umum bahwa gerakangerakan khas dalam shalat disinyalir juga menyehatkan. Sholat laksana olahraga fisik yang memancarkan efek kesehatan bagi tubuh. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;">Shalat dianggap sebagai amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakangerakannya sudah sangat melekat dengan <em>gesture</em> ( gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun pernahkah terpikirkan oleh kita manfaat masingmasing gerakan itu? Sudut pandang ilmiah menjadikan sholat sebagai gudang obat bagi berbagai jenis penyakit. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><strong>Berdiri tegak</strong>, ber-<em>takbiratul ihram,</em> lalu mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga atau bahu dan melipatnya di depan dada bagian bawah. Gerakan seperti ini malancarkan darah, getah bening (limpe) dan kekuatan otot lengan, posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar keseluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan otot bahu merenggang sehingga aliran darah kaya akan oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan dada bagian bawah. Sikap ini menghindar dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><em><b>Ruku'</b></em>, yakni dalam posisi yang sempurna ditandai dengan tulang belakang yang lurus, sehingga bila diletakan segelas air diatas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang, postur ini bermanfaat menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang sebagai penyangga tubuh dari pusat syaraf. Posisi jantung sejajar <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;">dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah, tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><em><b>I'tidal</b></em>, yakni posisi bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau bahu. <em>I'tidal</em> adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud, gerak berdiri bungkuk, berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik, organorgan pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya pencernaan menjadi lebih lancar. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><em><b>Sujud</b></em>, yakni posisi menungging dengan meletakan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaatnya aliran getah bening dipompa kebagian leher dan ketiak. Posisi jantung diatas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang, sehingga dapat memacu kecerdasan. Karena itu lakukanlah sujud dengan <em>tuma'ninah</em>. Jangan tergesagesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir, khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ wanita, juga memudahkan proses persalinan. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><strong>Duduk</strong>, terdapat dua macam, yaitu <em>iftirasy </em>pada <em>tahyat awal</em> dan <em>tawarruk</em> pada <em>tahyat akhir.</em> Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaatnya, saat duduk <em>iftirosy</em> kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf <em>nervus</em> atau <em>ischiadus.</em> Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabnya penderitanya tak mampu berjalan. Duduk <em>tawarruk</em> sangat baik bagi pria <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;">sebab tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostat) dan saluran vas deferen. Jika dilakukan dengan benar, postur ini mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada <em>iftirosy</em> dan <em>tawarru</em>k menyebabkan seluruh otot tungkai turut merenggang dan relaks kembali. Gerakan dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organorgan gerak kita. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><strong>Salam</strong>, yakni gerakan memutar kepala ke kanan dan kekiri secara maksimal. Manfaatnya adalah relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah dikepala, gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;">Dari pemaparan tentang <em>fadhilah</em> gerakan sholat bagi kesehatan, ada sebuah riwayat yang shahih dari Abu Hurairah ra, ia berkata: "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sebentang sungai di depan pintu salah seorang diantara kalian, ia mandi dari sungai itu setiap hari <st1:city><st1:place>lima</st1:place></st1:city> kali, apakah masih tersisa kotoran?' <st1:place>Para</st1:place> sahabat menjawab: 'Tidak!' Nabi Muhammmad SAW berkata, 'Maka demikianlah perumpamaan shalat <st1:city><st1:place>lima</st1:place></st1:city> waktu, denganya Allah menghapus semua kesalahan". <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;" class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Mungkin kita bertanya-tanya `bagaimana seandainya ada seseorang berolahraga <st1:city><st1:place>lima</st1:place></st1:city> kali sehari, dengan melakukan gerakangerakan khusus yang menyehatkan fisik'. Apakah tidak mungkin ia akan menjadi orang yang paling sehat di dunia ini? Tentunya hal ini sangat mungkin sekali. Jika shalat dilaksanakan secara <em>tuma'ninah</em>, tenang dan kontinyu, <em>insya Allah</em> sholat kita di samping sebagai penghapusan dosa dan kesalahan, juga bisa berfungsi sebagai penghapus segala penyakit.
<br /></span></p><p face="times new roman" style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">
<br /></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: times new roman;" class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><b><span style="color:black;">DR. Aidh al-Qarni</span></b></span><span style=";font-size:85%;color:black;" > menulis dalam bukunya yang berjudul LA TAHZAN (JANGAN BERSEDIH!) : “Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah
<br />beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153). Jika Rasulullah ditimpa sebuah ketakutan, maka dia akan segera melakukan shalat. Pernah dia berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, tentramkan (hati) kita dengan shalat! Pada kali lain beliau bersabda, “Ketenanganku ada pada shalat”. Jika hati terasa menyesak, masalah yang dihadapi terasa sangat rumit, dan tipu muslihat sangat banyak, maka bersegeralah datang ke tempat shalat, dan shalatlah. Jika hari-hari menjadi gelap gulita, malam-malam mencekam, dan kawan-kawan berpaling, maka lakukanlah shalat.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style=";font-size:85%;color:black;" >
<br /><b>Dr. Alexis Carel,</b> seorang Pemenang hadiah nobel dalam bidang kedokteran, dan Direktur riset Rockfeller Foundation Amerika, memberikan pernyataan sebagai berikut: “Sholat memunculkan Aktifitas pada perangkat
<br />tubuh dan anggota tubuh. Bahkan sebagai sumber aktifitas terbesar yang dikenal sampai saat ini. Sebagai seorang dokter, saya melihat banyak pasien yang gagal dalam pengobatan, dan dokter tidak mampu mengobatinya. Lalu, ketika pasien-pasien membiasakan Sholat, justru penyakit mereka hilang. Sesungguhnya Sholat bagaikan tambang Radium yang menyalurkan sinar dan melahirkan kekuatan diri. Sholat menciptakan fenomena yang mencengangkan, mendatangkan Mukjizat”. Semua gerakan, sikap dan prilaku dalam Sholat dapat melemaskan otot yang kaku, mengendorkan tegangan system syaraf, menata dan mengkonstruksi persendian tubuh, sehingga mampu mengurangi (atau bahkan menghilangkan) stress, kekejangan, rheumatik, pegal-linu, encok, dan semua penyakit syaraf dan persendian lainnya. Sholat juga merupakan terapi psikis yang bersifat kuratif, preventif, dan konstruktif sekaligus. Kebersihan dalam sholat merupakan proses untuk mencapai kesehatan, sedangkan kesehatan merupakan hasil dari kebersihan. Karena itu, sholat merupakan terapi bagi penyakit manusia, baik penyakit fisik maupun psikis.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style=";font-size:85%;color:black;" >
<br /><b>Joe H. Slate, Ph.D</b> (psikolog berlisensi, profesor, dan pendiri Parapsychology Research Foundation), dalam bukunya yang berjudul Energi Aura ”memanfaatkan energi aura untuk menjaga kesehatan dan meraih keberhasilan karier”, menulis : Tahap intervensi menyeluruh merupakan strategi pemberdayaan diri yang terstruktur yang memanfaatkan relaksasi fisik, pembayangan mental, dan ucapan-ucapan positif untuk menyuntik aura dengan energi yang dahsyat. Untuk tujuan perbandingan, tahapan tersebut mencakup melihat aura ”sebelum dan sesudahnya”. Tahapan itu memperkenalkan teknik-teknik khusus yang dirancang untuk menciptakan kondisi mental, fisik, dan spiritual yang sepenuhnya yang, pada gilirannya, memberi tenaga padaaura. Tahapan puncak adalah memberi peneguhan yang kuat mengenai kesejahteraan. Tahapan dapat dilengakpi dengan teknik-teknik yang berkaitan dengan sasaran-sasaran terntentu, seperti membuang kebiasaan yang tidak dikehendaki, mengatasi stres, atau meraih sukses dalam tugas tertentu.</span></p><p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify;font-family:times new roman;">
<br /><span style=";font-size:85%;color:black;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style=";font-size:85%;color:black;" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><b><span style="color:black;">H.M Taufik Djafri</span></b></span><span style=";font-size:85%;color:black;" > dalam bukunya yang berjudul ”Menikmati Keindahan Allah melalui logika dan tandatanda”, menulis : Baiklah, karena kita belum punya sebutan lain kecuali cahaya, maka katakanlah shalat yang diperintahkan oleh Allah sebagai kewajiban kaum muslimin tersebut, didapat dengan melalui kendaraan cahaya Allah. Karena perintah shalat terkait erat dengan cahaya sebagai kendaraan rasul ketika menuju Sidratul Muntaha, maka orang yang melakukan shalat dengan khusyu’ di mana yang menghadap Allah bukan sekedar jasmaninya saja, tetapi pada saat ia mengucapkan takbiratul ihram, pada saat itu juga ruhnya melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi menemui Allah rabbul ’alamin, maka jika ia melakukan shalat yang demikian itu pasti ia akan ”mencahaya”. Mukanya menjadi bercahaya, pandangannya bercahaya, tutur katanya bercahaya, perbuatannya bercahaya, dan hatinya juga bercahaya. Ia selalu ramah pada orang lain karena hatinya tawadhu’ akan kebesaran Allah, hidupnya penuh dengan kedamaian, tak pernah dengki dan hasut terhadap orang lain. Kata Allah dalam al-Qur’an </span><span style="font-size:85%;"><st1:city><st1:place><span style="color:black;">surat</span></st1:place></st1:city></span><span style=";font-size:85%;color:black;" > al-An kabut: 45, artinya, ”Sesungguhnya shalat (yang khusyu’) itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar”. Cahaya adalah sesuatu ciptaan Allah yang mempunyai kecepatan tertinggi dalam dunia ini. Orang yang ahli shalat, di dalam dirinya berkumpul cahaya demi cahaya (di sekitar tubuhnya, di wajahnya, dalam perkataannya, dalam pendengarannya, dalam pandangannya, dan dalam hatinya). Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satu alasan yang mungkin rasional adalah karena adanya gerakan-gerakan shalat seperti yang dicontohkan rasulullah SAW. (mari kita lihat gerakan orang shalat). Semua gerakan shalat dibarengi dengan kalimat Allahu Akbar (Allah Maha Besar), kecuali gerakan i’tidal (bangun dari rukuk) dan gerakan penutup shalat yaitu dengan ucapan Salam. Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa do’a itu adalah kekuatan dan do’a itu adalah energi. Padahal, setiap ucapan dalam shalat kita adalah do’a. Sehingga, sangat gampang dimengerti bahwa orang yang sedang melakukan shalat dengan khusyuk, seperti halnya ia membangun dan membentuk kekuatan/energi dalam tubuhnya (terlebih lagi dalam qalbunya)<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style=";font-size:85%;color:black;" >
<br />Dalam kata pengantar pada bukunya yang berjudul ‘Mukjizat gerakan Sholat untuk pencegahan dan pengobatan penyakit’, Dr. Sagiran M. Kes menulis: “Apabila doa (ucapan, pikiran) saja sudah mempunyai efek penyembuhan yang begitu nyata, bagaimana dengan sholatnya orang muslim, yang memadukan antara kebersihan fisik / mental (Wudhu), bacaan Sholat (do’a-do’a dan konsentrasi pikiran) dan gerakan anggota badan yang unik dan khas? ibarat perincian resep, bukankah ini bisa menjadi suatu formula yang holistik, komprehensif, terpilih, jelas manfaatnya, bebas efek samping, terjangkau, praktis, dan sebagainya. Mengapa orang keberatan mengkaji Sholat secara ilmiah?<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style=";font-size:85%;color:black;" >
<br />Tentang pengaruh sholat dalam menenangkan ketegangan syaraf akibat insomnia, Dr. Thomas Heslubb menyatakan : “Faktor terpenting untuk bisa tidur, yang saya ketahui melalui pengalaman dan eksperimen selama beberapa tahun adalah dengan cara melakukan “Sholat”. Saya katakan hal ini dalam kapasitas saya sebagai dokter. Sholat adalah cara paling baik untuk mendapatkan ketenangan jiwa dan menenangkan syaraf, sepanjang yang saya ketahui sampai saat ini. Sholat memiliki pengaruh pada perangkat syaraf manusia. Karena menghilangkan ketegangan dan menenangkan pergolakan syaraf sehingga sholat dianggap sebagai pengobatan yang manjur pada penyakit insomnia”.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style=";font-size:85%;color:black;" >Menurut penelitian, ada pembuluh darah yang hanya bisa diisi kembali dengan gerakan sujud! ketika bersujud, kita menekan titik pijat untuk otak pada ujung ibu jari kaki sehingga aliran darah di otak kita mengalir dengan lancar dan pikiran kita pun terang. Ketika sujud, kita pun menekan titik anti tegang/gelisah yang terletak di pangkal telapak tangan. Selain itu, sholat telah mencakup Yoga, Hydrotherapy (Wudhu), Meditasi, Relaxation Therapy, Aroma Therapy, Dzikir, Do’a, Olah raga, Koex system, dan lain-lain.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style=";font-size:85%;color:black;" >
<br />Menurut analisis ilmiah tentang waktu-waktu sholat yang dilakukan oleh Dr. Zahir Qarami, memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada kita, berupa hasil analisis medis seputar sholat ashar. Beliau menyatakan bahwa sholat ashar dapat menghindarkan seseorang dari beberapa penyakit jiwa dan fisik. Dr. Zahir Qarami yang merupakan salah seorang peneliti dalam bidang kemu’jizatan medis Al-Qur’an dan As- Sunnah, menegaskan bahwa sholat Ashar menurunkan Hormon Adrenaline yang memuncak produksinya pada batas antara jam 3 sampai jam 4, yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Dalam penelitiannya, beliau menemukan kenyataan bahwa ketika manusia menghadapi kesulitan, dan tidak melakukan gerakan dan reaksi fisik, maka hal itu dapat menimbulkan penyakit jiwa dan fisik karena pengaruh meningkatnya Hormon Adrenaline secara terus menerus. Masih menurut Qarami, sesungguhnya meninggalkan Sholat Ashar pada waktunya dapat menimbulkan beberapa penyakit jiwa dan fisik seperti; tekanan darah, syaraf jantung, kegemukan, lemah syahwat, keguguran, kelenjar thyroid, kesulitan datang bulan, migren, katarak, dan sebagainya. Lebih lanjut Qarami yang kelahiran </span><span style="font-size:85%;"><st1:state><st1:place><span style="color:black;">Tunis</span></st1:place></st1:state></span><span style=";font-size:85%;color:black;" >, juga menyatakan dalam studinya, “Dari studi yang saya lakukan menunjukkan bahwa, Sholat Ashar dapat menyembuhkan berbagai penyakit modern” <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style=";font-size:85%;color:black;" > <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style=";font-size:85%;color:black;" >“Shalat itu menuntun kita menuju kebenaran, karena kebenaran itu sangat indah dan menakjubkan” (Armis, 2003) * Prof. dr. H. Armis, Sp. B, Sp. OT, FICS, adalah Dokter Spesialis Bedah Orthopedi Guru Besar Ilmu Kedokteran pada Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta.<o:p></o:p></span></p> Puji Handoko, SAg.http://www.blogger.com/profile/10181491635059913512noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1930552716329125355.post-87503684442520277332009-08-11T09:22:00.000+07:002009-08-11T09:25:32.081+07:00Puasa dan Kesehatan<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 10"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 10"><link style="font-family: times new roman;" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMRBD26%7E1.JOH%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><span style=";font-family:times new roman;font-size:100%;" ><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="State"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="country-region"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype></span><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--><span style=";font-family:times new roman;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(1, 1, 1);">Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam menyuruh orang yang sudah kuat syahwatnya dan belum mampu untuk menikah agar berpuasa, menjadikannya sebagai wijaa (pemutus syahwat jiwa) bagi syahwat ini, karena puasa menahan kuatnya anggota badan hingga bisa terkontrol, menenangkan seluruh anggota badan, serta seluruh kekuatan (yang jelek) ditahan hingga bisa taat dan dibelenggu dengan belenggu puasa. Telah jelas bahwa puasa memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menjaga anggota badan yang dhahir dan kekuatan batin.</span></span><span style=";font-family:times new roman;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(1, 1, 1);">Oleh karena itu Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:</span><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 5pt 36.85pt; text-align: justify; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(1, 1, 1);">"Wahai sekalian para pemuda, barang siapa diantara kalian telah mampu baah (menikah dengan berbagai macam persiapannya), hendaknya menikah, karena menikah lebih menundukan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yang belum mampu menikah, hendaklah puasa karena puasa merupakan wijaa (pemutus syahwat) baginya." HR. Bukhori (4/106) dan Muslim (no. 1400) dari Ibnu Mas'ud</span><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(1, 1, 1);">Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam telah menjelaskan bahwa syurga diliputi dengan perkara-perkara yang tidak disenangi, dan neraka diliputi dengan syahwat, jika telah jelas demikian -wahai muslimin- sesungguhnya puasa itu menghancurkan syahwat, mematahkan tajamnya syahwat yang bisa mendekatkan seorang hamba ke neraka, puasa menghalangi orang yang puasa dari neraka, oleh karena itu banyak hadits yang menegaskan bahwa puasa adalah benteng dari neraka, dan perisai yang menghalangi seseorang dari neraka.</span><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(1, 1, 1);">Bersabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam:</span><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 5pt 36.85pt; text-align: justify; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(1, 1, 1);">"Tidaklah ada seorang hamba yang puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim <i>". (HR. Bukhori (6/35), Muslim (1153) dari Abu Sa'id AlKhudri, ini adalah lafadh Muslim. Sabda Rasulullah Sholallahu 'alaihi wasalam : 70 musim yakni : perjalanan 70 tahun demikian dikatakan dalam "Fathul Bari" (6/48))</i> </span><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 5pt 36.85pt; text-align: justify; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(1, 1, 1);">"Puasa adalah perisai, seoramg hamba berperisai dengannya dari api neraka". <i>(HR. Ahmad (3/241), (3/296) dari Jabir, Ahmad (4/22) dari Utsman bin Abil 'Ash. Ini adalah hadits yang shohih). </i></span><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 5pt 36.85pt; text-align: justify; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(1, 1, 1);">"Barang siapa yang berpuasa sehari di jalan Allah maka diantara dia dan neraka ada parit yang luasnya seperti antara langit dengan bumi". <i>(Dikeluarkan oleh Tirmidzi (no. 1624) dari hadits Abi Umamah)</i></span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(1, 1, 1);">Sebagian Ahlul Ilmi telah memahami bahwa hadits-hadits tersebut merupakan penjelasan tentang keutamaan puasa ketika jihad dan berperang di jalan Allah, namun dhahir hadits ini mencakup semua puasa jika dilakukan dengan ikhlas karena mengharapkan wajah Allah Ta'ala, sesuai dengan apa yang dijelaskan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam termasuk puasa di jalan. (yang disebutkan di dalam hadits ini)</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><span style="color:black;">Puasa sangat menyehatkan tubuh dan dapat menjadi suatu metode Detoksifikasi (Pembersihan darah) yang sangat baik. Telah terbit banyak buku tentang Puasa yang ditulis oleh para pakar kesehatan. Salah satunya adalah “Manfaat Puasa menurut ilmu kesehatan” karya <b>Dr. Bahar Azwar, SpB Onk</b>. <o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><span style="color:black;"> <o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="color:black;">Abdul Mujib, M.Ag dan Jusuf Mudzakir, Msi</span></b><span style="color:black;">. Dalam buku berjudul Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, menulis : Dengan puasa, baik puasa fisik seperti menahan lapar, minum, dan hubungan seksual, maupun puasa psikis seperti menahan hawa nafsu dari mencuri, marah, dengki, iri hati, angkuh, perilaku agresif dan sebagainya maka akan mengobati rasa sakit seseorang yang bersemayam di hatinya.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><span style="color:black;"> <o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="color:black;">BJ Habibie (Mantan </span></b><st1:place><st1:city><b><span style="color:black;">Presiden</span></b></st1:city><b><span style="color:black;"> </span></b><st1:state><b><span style="color:black;">RI</span></b></st1:state></st1:place><b><span style="color:black;">)</span></b><span style="color:black;">. Mantan </span><st1:place><st1:city><span style="color:black;">Presiden</span></st1:city><span style="color:black;"> </span><st1:state><span style="color:black;">RI</span></st1:state></st1:place><span style="color:black;"> ini sudah puluhan tahun rutin melakukan puasa Senin-Kamis. Menurut pengakuannya, puasa senin-kamis itu memberikan manfaat yang sangat besar, yakni membuat sehat jasmani dan rohani. Puasa senin-kamis secara rutin tersebut juga ikut mendukung terciptanya resep hidupnya yang sabar dan tawakal. Itu pula, yang membuatnya tak marah kendati dicaci, dihujat, atau dihina ketika memasuki gedung MPR tahun 1999 silam. Ketika menjadi Presiden, pada 1999 silam dia juga pernah mengajak agar masyarakat </span><st1:country-region><st1:place><span style="color:black;">Indonesia</span></st1:place></st1:country-region><span style="color:black;"> melakukan puasa Senin-Kamis. Saat itu konteksnya selain manfaat fisik dan batin, juga untuk penghematan beras yang dari tahun ke tahun kebutuhannya naik melebihi suplainya.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><span style="color:black;"> <o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="color:black;">Prof. Dr. Tri Sutanto (Ketua LP POM MUI untuk </span></b><st1:country-region><st1:place><b><span style="color:black;">Indonesia</span></b></st1:place></st1:country-region><b><span style="color:black;"> Bagian timur)</span></b><span style="color:black;">. Puasa Senin-Kamis sudah dijalaninya sejak mahasiswa di Universitas Gajah Mada </span><st1:place><span style="color:black;">Yogyakarta</span></st1:place><span style="color:black;">, tahun 1970-an sampai sekarang. Banyak manfaat yang saya alami selama menjalankan puasa sunah senin-kamis ini, di antaranya : Alhamdulillah saya diberi sehat wal afiat, dijauhkan dari buruk sangka terhadap orang lain, kecemerlangan berpikir, dan dimudahkan segala urusan. Manfaat dari segi kesehatan, Jika dilihat dari faktor usia, saya sudah melewati usia lanjut, 60 tahun lebih. Tapi, alhamdulillah, saya sehat wal afiat, tidak sampai ada sakit serius. Paling tidak, kalau sakit, flu atau sakit kepala. Manfaat dari segi kecemerlangan berpikir, saya rasakan ketika mengalami kekalutan berkaitan dengan “geger” masalah adanya kandungan lemak babi dari beberapa makanan yang saya lakukan penelitian. Di tahun akhir 1980-an itu, benar-benar merupakan tahun ujian bagi saya setelah mencuat berita “geger lemak babi” itu. Saya sempat diintimidasi dan ditakut-takuti akan dibui segala. Tapi, saya memasrahkan problem ini kepada Allah SWT., bahwa apa yang saya lakukan itu demi orang banyak dan umat Islam khususnya. Puasa senin-kamis membuat saya berpikir tenang menghadapi ujian itu, emosi saya endapkan. Saya optimistis, bahwa Allah akan memberikan pertolongan terhadap hambanya yang di dalam melakukan pemikiran maupun penelitian hanya mengharap Ridha Allah SWT. Dan demi kemashlahatan umat. Toh, nyatanya, sampai sekarang saya ditolong Allah SWT. Dan diselamatkan dari ujian itu. Saya tidak sampai dibui.
<br /><o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="color:black;">Ahmad Nadhim Amir (Mantan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kab. Sidoarjo)</span></b><span style="color:black;">. Puasa senin dan kamis sudah menjadi kebiasaan dan sudah lama saya mengamalkannya. Banyak manfaat langsung yang saya alami dari amalan puasa dua kali sepekan ini. Di antaranya, dari segi kesehatan, saya sekalipun sudah mendekati usia 60 tahun, tapi Alhamdulillah diberi kesehatan yang luar biasa. Saya tidak pernah sakit serius seperti yang dialami kebanyakan orang pada usia di atas 50 tahun. Manfaat lainnya, di dalam menghadapi problema bisnis yang tanpa dinyana-nyana acap kali saya diberikan jalan kemudahan. Sehingga, hal ini menjadikan saya tambah optimistis, bahwa yang disabdakan Nabi Muhammad SAW. Dalam Hadist Riwayat ad-Darimiy ihwal “amalan seseorang akan didatangkan pada hari senin dan kamis” benar adanya. Hal yang demikian ini, saya alami berulangkali.
<br /><o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 30pt; line-height: 130%;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="color:black;">Asty Ananta (Artis Sinetron)</span></b><span style="color:black;">. Dalam mengamalkan puasa senin dan kamis, saya melakukannya sejak kelas 2 SD. Saya sudah terbiasa melakukan puasa senin-kamis. Meskipun pada awalnya berat, namun lambat laun puasa sunnah tersebut menjadi kebiasaannya hingga tumbuh remaja, bahkan sampai kini. Puasa yang selama ini saya lakukan ternyata punya banyak manfaatnya, salah satunya, tidak lagi gampang emosi. Dulu aku ini pemarah lho, dan kalau sudah emosi, saya menjadi pusing-pusing. Pikiran pun menjadi tidak begitu terkonsentrasi. Dengan melaksanakan ibadah puasa semua itu bisa diatasi. Pusing biasa bisa hilang tanpa perlu minum obat.<o:p></o:p></span></span></p> Puji Handoko, SAg.http://www.blogger.com/profile/10181491635059913512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1930552716329125355.post-12453170410868906902009-08-11T08:15:00.000+07:002009-08-11T09:20:56.730+07:00Tranplantasi Organ Tubuh<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 10"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 10"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMRBD26%7E1.JOH%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:34044788; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-614285726 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l0:level1 {mso-level-tab-stop:.5in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l1 {mso-list-id:1808432851; mso-list-template-ids:123665632;} @list l1:level1 {mso-level-tab-stop:.5in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} ol {margin-bottom:0in;} ul {margin-bottom:0in;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--><span style="font-size:85%;">Transplantasi organ adalah pemindahan organ tubuh dari satu manusia kepada manusia lain, seperti pemindahan tangan, ginjal, dan jantung.</span><o:p></o:p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">1.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span><!--[endif]-->Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup<o:p></o:p></p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.25in;">Syariat Islam membolehkan seseorang pada saat hidupnya – dengan sukarela tanpa ada paksaan siapa pun—untuk menyumbangkan sebuah organ tubuhnya atau lebih kepada orang lain yang membutuhkan organ yang disumbangkan itu, seperti tangan atau ginjal.<o:p></o:p></p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">Ketentuan itu dikarenakan adanya hak bagi seseorang –yang tangannya terpotong, atau tercongkel matanya akibat perbuatan orang lain– untuk mengambil diyat (tebusan), atau memaafkan orang lain yang telah memotong tangannya atau mencongkel matanya. Hal ini mengisyaratkan adanya hak milik seseorang akan organ tubuhnya.<o:p></o:p></p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">Adanya hak milik orang tersebut terhadap organ-organ tubuhnya berarti telah memberinya hak untuk memanfaatkan organ-organ tersebut, yang berarti ada kemubahan menyumbangkan organ tubuhnya kepada orang lain yang membutuhkan organ tersebut.<o:p></o:p></p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">Syarat bagi kemubahan menyumbangkan organ tubuh pada saat seseorang masih hidup, ialah bahwa organ yang disumbangkan bukan merupakan organ vital yang menentukan kelangsungan hidup pihak penyumbang, seperti jantung, hati, dan kedua paru. Hal ini dikarenakan penyumbangan organ-organ tersebut akan mengakibatkan kematian pihak penyumbang, yang berarti dia telah membunuh dirinya sendiri. Padahal seseorang tidak dibolehkan membunuh dirinya sendiri atau meminta dengan sukarela kepada orang lain untuk membunuh dirinya. Allah SWT berfirman :<o:p></o:p></p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: center;" align="center"><em>“Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian.” </em>(QS. AnNisaa’ : 29)<o:p></o:p></p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">Demikian pula seorang laki-laki tidak dibolehkan menyumbangkan dua testis (zakar), meskipun hal ini tidak akan menyebabkan kematiannya, sebab Rasulullah SAW telah melarang pengebirian/pemotongan testis (<em>alkhisha’</em>), yang akan menyebabkan kemandulan.<o:p></o:p></p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">2.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">Hukum Transplantasi Dari Donor Yang Telah Meninggal<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;"><span style="" lang="SV">Untuk mendapatkan kejelasan hukum trasnplantasi organ dari donor yang sudah meninggal ini, terlebih dahulu harus diketahui hukum pemilikan tubuh mayat, hukum kehormatan mayat, dan hukum keadaan darurat. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">Mengenai hukum pemilikan tubuh seseorang yang telah meninggal, kami berpendapat bahwa tubuh orang tersebut tidak lagi dimiliki oleh seorang pun. Sebab dengan sekedar meninggalnya seseorang, sebenarnya dia tidak lagi memiliki atau berkuasa terhadap sesuatu apapun, entah itu hartanya, tubuhnya, ataupun isterinya. Oleh karena itu dia tidak lagi berhak memanfaatkan tubuhnya, sehingga dia tidak berhak pula untuk menyumbangkan salah satu organ tubuhnya atau mewasiatkan penyumbangan organ tubuhnya.<o:p></o:p></p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">Adapun hukum kehormatan mayat dan penganiayaan terhadapnya, maka Allah SWT telah menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang wajib dipelihara sebagaimana kehormatan orang hidup. Dan Allah telah mengharamkan pelanggaran terhadap kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran terhadap kehormatan orang hidup. Allah menetapkan pula bahwa menganiaya mayat sama saja dosanya dengan menganiaya orang hidup.<o:p></o:p></p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">Tindakan mencongkel mata mayat, membedah perutnya untuk diambil jantungnya, atau ginjalnya, atau hatinya, atau paru-parunya, untuk ditransplantasikan kepada orang lain yang membutuhkannya, dapat dianggap sebagai mencincang mayat. Padahal Islam telah melarang perbuatan ini.<o:p></o:p></p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">Mengenai hukum darurat, maka Allah SWT telah membolehkan orang yang terpaksa yang telah kehabisan bekal makanan, dan kehidupannya terancam kematian– untuk memakan apa saja yang didapatinya dari makanan yang diharamkan Allah –seperti bangkai, darah, daging babi, dan lain-lain– hingga dia dapat mempertahankan hidupnya.<o:p></o:p></p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">Mengenai organ yang tidak menjadi tumpuan harapan penyelamatan kehidupan dan ketiadaannya tidak akan membawa kematian, berarti ‘illat masalah pokok — yaitu menyelamatkan kehidupan– tidak terwujud pada masalah cabang (transplantasi). Dengan demikian, hukum darurat tidak dapat diterapkan pada fakta transplantasi.<o:p></o:p></p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">Sedangkan organ yang diduga kuat menjadi tumpuan harapan penyelamatan kehidupan, maka ada dua hal yang harus diperhatikan :<o:p></o:p></p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">1.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span><!--[endif]-->Berbeda dengan dalil di atas, pada transplantasi organ vital tidak biss dipastikan akan menyelamatkan kehidupan. Karena itu, ‘illat pada masalah cabang (transplantasi) tidak terwujud dengan sempurna.</p> <p style="margin: 5pt 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">2.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span><!--[endif]--><st1:city><st1:place>Ada</st1:place></st1:city> syarat lain dalam syarat-syarat masalah cabang dalam Qiyas, yaitu pada masalah cabang tidak dibenarkan ada nash lebih kuat yang bertentangan dengannya (ta’arudl raajih), yang berlawanan dengan apa yang dikehendaki oleh ‘illat Qiyas. Dalam hal ini pada masalah cabang –yakni transplantasi organ—telah terdapat nash yang lebih kuat yang berlawanan dengan apa yang dikehendaki ‘illat Qiyas, yaitu keharaman melanggar kehormatan mayat, atau keharaman menganiaya dan mencincangnya. Nash yang lebih kuat ini, bertentangan dengan apa yang dikehendaki oleh ‘illat masalah cabang (transplantasi organ), yaitu kebolehan melakukan transplantasi.<o:p></o:p></p> Puji Handoko, SAg.http://www.blogger.com/profile/10181491635059913512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1930552716329125355.post-62449540777762270962009-08-06T11:50:00.000+07:002009-08-06T11:53:24.674+07:00Hukum Cloning<div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 10"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 10"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMRBD26%7E1.JOH%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--><span style="font-size:100%;">Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia. </span> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;">Pada pembuahan alami, sel sperma laki-laki yang mengandung 23 kromosom bertemu dengan sel telur perempuan yang juga mengandung 23 kromosom. Pada saat terjadi pembuahan antara sel sperma dengan sel telur, jumlah kromosom akan menjadi 46 buah, yakni setengahnya berasal dari laki-laki dan setengahnya lagi berasal dari perempuan. Jadi anak yang dilahirkan akan mempunyai ciri-ciri yang berasal dari kedua induknya baik yang laki-laki maupun yang perempuan.</span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;">Adapun dalam proses kloning manusia, sel yang diambil dari tubuh seseorang telah mengandung 46 buah kromosom, atau telah mengandung <em>seluruh </em>sifat-sifat yang akan diwariskan yang dimiliki seseorang. Dengan demikian, anak yang dihasilkan dari proses kloning ini akan mempunyai ciri-ciri <em>hanya </em>dari orang yang menjadi sumber pengambilan inti sel tubuh. Anak tersebut merupakan keturunan yang berkode genetik sama persis dengan induknya, yang dapat diumpamakan dengan hasil fotokopi selembar kertas pada mesin fotokopi kilat yang berwarna; yakni berupa selembar gambar yang sama persis dengan gambar aslinya tanpa ada perbedaan sedikit pun. </span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;">Bagaimana hukum kloning ini menurut hukum Islam ?</span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;">Sesungguhnya tujuan kloning pada tanaman dan hewan adalah untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, meningkatkan produktivitasnya, dan mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia –terutama penyakitpenyakit kronis– guna menggantikan obat-obatan kimiawi yang dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.</span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;">Upaya memperbaiki kualitas tanaman dan hewan dan meningkatkan produktivitasnya tersebut menurut syara’ tidak apa-apa untuk dilakukan dan termasuk aktivitas yang mubah hukumnya. Demikian pula memanfaatkan tanaman dan hewan dalam proses kloning guna mencari obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit manusia hukumnya adalah sunnah (mandub), sebab berobat hukumnya sunnah. Begitu pula memproduksi berbagai obat-obatan untuk kepentingan pengobatan hukumnya juga sunnah. Imam Ahmad telah meriwayatkan hadits dari Anas RA yang telah berkata, bahwa Rasulullah SAW berkata :</span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><em>“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia menciptakan pula obatnya.Maka berobatlah kalian !”</em></span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;">Adapun terkait kloning manusia, baik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas keturunan dengan menghasilkan keturunan yang lebih cerdas, lebih kuat, lebih sehat, dan lebih rupawan, maupun yang bertujuan untuk memperbanyak keturunan guna meningkatkan jumlah penduduk suatu bangsa agar bangsa atau negara itu lebih kuat hukumnya adalah haram. Dalil-dalil keharamannya adalah sebagai berikut :</span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;">1. Anak-anak produk proses kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang tidak alami. Padahal justru cara alami itulah yang telah ditetapkan oleh Allah untuk manusia dan dijadikan-Nya sebagai sunnatullah untuk menghasilkan anak-anak dan keturunan. Allah SWT berfirman :</span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><em>“dan Bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani apabila dipancarkan.” </em>(QS. An Najm : 45-46)</span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;">Allah SWT berfirman mengenai perkataan Iblis terkutuk, yang mengatakan :</span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><em>“…dan akan aku (Iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya.” </em>(QS. AnNisaa’ : 119)</span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;">Fitrah dalam kelahiran dan berkembang biak pada manusia adalah dengan adanya laki-laki dan perempuan, serta melalui jalan pembuahan sel sperma laki-laki pada sel telur perempuan. Sementara itu Allah SWT telah menetapkan bahwa proses pembuahan tersebut wajib terjadi antara seorang laki-laki dan perempuan yang diikat dengan akad nikah yang sah.</span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;">2. Anak-anak produk kloning dari perempuan saja (tanpa adanya laki-laki), tidak akan mempunyai ayah. Dan anak produk kloning tersebut jika dihasilkan dari proses pemindahan sel telur tidak pula akan mempunyai ibu. Ini merupakan tindakan menyia-nyiakan manusia, sebab dalam kondisi ini tidak terdapat ibu dan ayah. Hal ini bertentangan dengan firman Allah SWT :</span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;"><em>“Hai manusia, sesunguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.” </em>(QS. Al Hujuraat : 13)</span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;">3. Kloning manusia akan menghilang nasab (garis keturunan). Padahal Islam telah mewajibkan pemeliharaan nasab. Kloning yang bertujuan memproduksi manusia-manusia yang unggul mengharuskan seleksi terhadap para laki-laki dan perempuan yang mempunyai sifat-sifat unggul tersebut, tanpa mempertimbangkan apakah mereka suami-isteri atau bukan, sudah menikah atau belum. </span></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:times new roman;"><span style="font-size:100%;">4. Memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah pelaksanaan banyak hukum-hukum syara’, seperti hukum tentang perkawinan, nasab, nafkah, hak dan kewajiban antara bapak dan anak, waris, perawatan anak, hubungan kemahraman, hubungan ‘ashabah, dan lain-lain. </span></p> Puji Handoko, SAg.http://www.blogger.com/profile/10181491635059913512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1930552716329125355.post-1254854379075129822009-08-06T11:45:00.000+07:002009-08-06T11:49:04.649+07:00Keutamaan Berdzikir<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 10"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 10"><link style="font-family: times new roman;" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMRBD26%7E1.JOH%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><span style="font-family: times new roman;font-family:times new roman;font-size:85%;" ><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype></span><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Traditional Arabic"; mso-font-alt:"Times New Roman"; mso-font-charset:178; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:24577 0 0 0 64 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p.MsoFootnoteText, li.MsoFootnoteText, div.MsoFootnoteText {mso-style-noshow:yes; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; text-autospace:none; font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic"; mso-fareast-language:AR-SA;} span.MsoFootnoteReference {mso-style-noshow:yes; font-family:"Traditional Arabic"; mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic"; vertical-align:super;} p.MsoEndnoteText, li.MsoEndnoteText, div.MsoEndnoteText {mso-style-noshow:yes; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; text-autospace:none; font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic"; mso-fareast-language:AR-SA;} p.MsoBodyText, li.MsoBodyText, div.MsoBodyText {margin:0in; margin-bottom:.0001pt; text-align:justify; mso-pagination:widow-orphan; text-autospace:none; font-size:11.0pt; mso-bidi-font-size:13.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic"; mso-fareast-language:AR-SA;} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="line-height: 150%;">Allah <i>Ta’ala</i> berfirman:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><i><span style="line-height: 150%;"><span style=""> </span>“Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan peng-ampunan). Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta jangan ingkar (pada nikmat-Ku)”.</span></i><span style="line-height: 150%;"> (Al-Baqarah, 2:152).<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><i><span style="line-height: 150%;"><span style=""> </span>“Hai, orang-orang yang beriman, ber-dzikirlah yang banyak kepada Allah (dengan menyebut namaNya)”.</span></i><span style="line-height: 150%;"> (Al-Ahzaab, 33:42).<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><i><span style=""> </span>“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah me-nyediakan untuk mereka pengampunan dan pahala yang agung”.</i> (Al-Ahzaab, 33:35).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><i><span style="line-height: 150%;"><span style=""> </span>“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksaanNya), serta tidak mengeraskan suara, di pagi dan sore hari. Dan janganlah kamu terma-suk orang-orang yang lalai”.</span></i><span style="line-height: 150%;"> (Al-A’raaf, 7:205).<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 3pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="line-height: 150%;">Rasul n bersabda:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoBodyText" dir="rtl" style="text-align: justify; line-height: 150%; direction: rtl; unicode-bidi: embed; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span dir="rtl"></span><b><span style="line-height: 150%; position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;" lang="AR-SA"><span dir="rtl"></span>((</span></b><b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA">مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ<span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;">))</span>.</span></b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 3pt; text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><i>Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat Rabbnya laksana orang <span style="letter-spacing: -0.2pt;">yang hidup dengan orang yang mati.</span><a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="vertical-align: baseline;">[1]</span></b></span><!--[endif]--></span></span></span></a></i><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoEndnoteText" dir="rtl" style="text-align: justify; line-height: 150%; direction: rtl; unicode-bidi: embed; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span dir="rtl"></span><b><span style="line-height: 150%; position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;" lang="AR-SA"><span dir="rtl"></span><span style=""> </span>((</span></b><b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA">أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِيْ دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ<span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;">))</span>؟ قَالُوْا بَلَى. قَالَ: <span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;">((</span>ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى<span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;">))</span>.</span></b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span dir="ltr"></span><i><span style="line-height: 150%;"><span dir="ltr"></span>“Maukah kamu, aku tunjukkan perbu-atanmu yang terbaik, paling suci di sisi Rajamu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari infaq emas atau perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuhmu, lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu?” </span></i><st1:place><i><span style="line-height: 150%;">Para</span></i></st1:place><i><span style="line-height: 150%;"> sahabat yang hadir berkata: “Mau (wa-hai Rasulullah)!” <span style="letter-spacing: -0.2pt;">Beliau bersabda: “Dzi-kir kepada Allah</span> Yang Maha Tinggi”</span></i><span style="line-height: 150%;">.<a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="line-height: 150%;">Rasul n bersabda:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" dir="rtl" style="text-align: justify; line-height: 150%; direction: rtl; unicode-bidi: embed; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA">يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: <span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;">((</span>أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِيْ، فَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ نَفْسِيْ، وَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِيْ يَمْشِيْ أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً<span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;">))</span>.</span></b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="line-height: 150%;">Allah Ta’ala berfirman: <i>Aku sesuai de-ngan persangkaan hambaKu kepadaKu, Aku bersamanya (dengan ilmu dan rah-mat) bila dia ingat Aku. Jika dia meng-ingatKu dalam dirinya, Aku mengingat-nya dalam diriKu. Jika dia menyebut namaKu dalam suatu perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Bila dia mende-kat kepadaKu sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepadaKu sehasta, Aku mendekat ke-padanya sedepa. Jika dia datang kepa-daKu dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat”</i>.<a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" dir="rtl" style="margin-top: 6pt; text-align: justify; line-height: 150%; direction: rtl; unicode-bidi: embed; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA">وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ شَرَائِعَ اْلإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ فَأَخْبِرْنِيْ بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ. قَالَ: <span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;">((</span>لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ<span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;">))</span>.</span></b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="line-height: 150%;">Dari Abdullah bin Busr z, dia berka-ta: Bahwa ada seorang lelaki berkata: “Wahai, Rasulullah! Sesungguhnya sya-ri’at Islam telah banyak bagiku, oleh karena itu, beritahulah aku sesuatu buat pegangan”. Beliau bersabda: <i>“Tidak hentinya lidahmu basah karena dzikir kepada Allah (lidahmu selalu meng-ucapkannya).”<a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="vertical-align: baseline;">[4]</span></b></span><!--[endif]--></span></span></span></a></i><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="line-height: 150%;">Rasul n bersabda:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" dir="rtl" style="text-align: justify; line-height: 150%; direction: rtl; unicode-bidi: embed; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span dir="rtl"></span><b><span style="line-height: 150%; position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;" lang="AR-SA"><span dir="rtl"></span>((</span></b><b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA">مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُوْلُ: {الـم} حَرْفٌ؛ وَلَـكِنْ: أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلاَمٌ حَرْفٌ، وَمِيْمٌ حَرْفٌ<span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;">))</span>.</span></b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span dir="ltr"></span><i><span style="line-height: 150%;"><span dir="ltr"></span>“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, akan mendapatkan satu kebaikan. Sedang satu kebaikan akan dilipatkan sepuluh semisalnya. Aku tidak berkata: Alif laam miim, satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.”<a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="vertical-align: baseline;">[5]</span></b></span><!--[endif]--></span></span></span></a></span></i><span style="line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" dir="rtl" style="text-align: justify; line-height: 150%; direction: rtl; unicode-bidi: embed; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA">وَعَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ </span></b><span dir="ltr" style="line-height: 150%;">n</span><span dir="rtl"></span><b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA"><span dir="rtl"></span> وَنَحْنُ فِي الصُّفَّةِ فَقَالَ: <span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;">((</span>أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى بُطْحَانَ أَوْ إِلَى الْعَقِيْقِ فَيَأْتِيْ مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ فِيْ غَيْرِ اِثْمٍ وَلاَ قَطِيْعَةِ رَحِمٍ؟<span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;"> ))</span><span style=""> </span>فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ نُحِبُّ ذَلِكَ. قَالَ: <span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;">((</span>أَفَلاَ يَغْدُوْ أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمَ، أَوْ يَقْرَأَ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ، وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ، وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ، وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ اْلإِبِلِ<span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;">))</span>.</span></b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="line-height: 150%;">Dari Uqbah bin Amir z, dia berkata: “Rasulullah n keluar, sedang kami di serambi masjid (Madinah). Lalu beliau bersabda: <i>“Siapakah di antara kamu yang senang berangkat pagi pada tiap hari ke Buthhan atau Al-Aqiq, lalu kem-bali dengan membawa dua unta yang besar punuknya, tanpa mengerjakan dosa atau memutus sanak?”</i> Kami (yang hadir) berkata: “Ya kami senang, wahai Rasulullah!” Lalu beliau bersab-da: <i>“Apakah seseorang di antara kamu tidak berangkat pagi ke masjid, lalu me-mahami atau membaca dua ayat Al-Qur’an, hal itu lebih baik baginya dari-pada dua unta. Dan (bila memahami atau membaca) tiga (ayat) akan lebih baik daripada memperoleh tiga (unta). Dan (bila memahami atau mengajar) empat ayat akan lebih baik baginya daripada memperoleh empat (unta), dan demikian dari seluruh bilangan unta.”<a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="vertical-align: baseline;">[6]</span></b></span><!--[endif]--></span></span></span></a></i><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt; line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="line-height: 150%;">Rasulullah n bersabda:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" dir="rtl" style="margin-top: 6pt; text-align: justify; line-height: 150%; direction: rtl; unicode-bidi: embed; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span dir="rtl"></span><b><span style="line-height: 150%; position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;" lang="AR-SA"><span dir="rtl"></span>((</span></b><b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA">مَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ فِيْهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةٌ، وَمَنِ اضْطَجَعَ مَضْجَعًا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ فِيْهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةٌ<span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;">))</span>.</span></b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span dir="ltr"></span><i><span style="line-height: 150%;"><span dir="ltr"></span>“Barangsiapa yang duduk di suatu tem-pat, lalu tidak berdzikir kepada Allah di dalamnya, pastilah dia mendapatkan hukuman dari Allah dan barangsiapa yang berbaring dalam suatu tempat lalu tidak berdzikir kepada Allah, pastilah mendapatkan hukuman dari Allah.”<a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="vertical-align: baseline;">[7]</span></b></span><!--[endif]--></span></span></span></a></span></i><span style="line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" dir="rtl" style="text-align: justify; line-height: 150%; direction: rtl; unicode-bidi: embed; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span dir="rtl"></span><b><span style="line-height: 150%; position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;" lang="AR-SA"><span dir="rtl"></span>((</span></b><b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA">مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا لَمْ يَذْكُرُوا اللهَ فِيْهِ، وَلَمْ يُصَلُّوْا عَلَى نَبِيِّهِمْ إِلاَّ كَانَ عَلَيْهِمْ تِرَةٌ، فَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُمْ<span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;">))</span>.</span></b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span dir="ltr"></span><i><span style="line-height: 150%;"><span dir="ltr"></span>“Apabila suatu kaum duduk di majelis, lantas tidak berdzikir kepada Allah dan tidak membaca shalawat kepada Nabi-nya, pastilah ia menjadi kekurangan dan penyesalan mereka, maka jika Allah <span style="letter-spacing: -0.2pt;">menghendaki bisa menyiksa mereka dan</span> jika menghendaki mengampuni mere-ka.”<a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="vertical-align: baseline;">[8]</span></b></span><!--[endif]--></span></span></span></a></span></i><span style="line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" dir="rtl" style="text-align: justify; line-height: 150%; direction: rtl; unicode-bidi: embed; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span dir="rtl"></span><b><span style="line-height: 150%; position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;" lang="AR-SA"><span dir="rtl"></span>((</span></b><b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA">مَا مِنْ قَوْمٍ يَقُوْمُوْنَ مِنْ مَجْلِسٍ لاَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ فِيْهِ إِلاَّ قَامُوْا عَنْ مِثْلِ جِيْفَةِ حِمَارٍ وَكَانَ لَهُمْ حَسْرَةً<span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;">))</span>.</span></b><span style="line-height: 150%;" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span dir="ltr"></span><i><span style="line-height: 150%;"><span dir="ltr"></span>“Setiap kaum yang berdiri dari suatu majelis, yang mereka tidak berdzikir ke-pada Allah di dalamnya, maka mereka laksana berdiri dari bangkai keledai dan hal itu menjadi penyesalan mereka (di hari Kiamat).”<a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="vertical-align: baseline;">[9]</span></b></span><!--[endif]--></span></span></span></a><o:p></o:p></span></i></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; line-height: 8pt; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;">9.HR. Abu Dawud 4/264, Ahmad 2/389 dan <i>Shahihul Jami’ </i>5/176.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; line-height: 8pt; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="line-height: 150%;">Dzikir dan Kesehatan<o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-indent: 30pt; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="color:black;">Menurut hasil penelitian Alvan Goldstein, ditemukan adanya zat endorphin dalam otak manusia, yaitu suatu zat ang memberikan efek menenangkan yang disebut endogegonius morphin. Drs Subandi menjelaskan, bahwa kelenjar endorfina dan enkefalina yang dihasilkan oleh kelenjar pituitrin di otak ternyata mempunyai efek mirip dengan opiat (candu) yang memiliki fungsi menimbulkan kenikmatan (Pleasure principle), sehingga disebut opiate endogen. Apabila seseorang dengan sengaja memasukkan zat morphin ke dalam tubuhnya, maka akan terjadi penghentian produksi endorphin. Pada pengguna Narkoba, apabila dilakukan penghentian morphin dari luar secara tiba-tiba, orang akan mengalami Sakaw (ketagihan yang menyiksa dan gelisah) karena otak tidak lagi memproduksi zat tersebut. Untuk mengembalikan produksi endorphin di dalam otak bisa dilakukan dengan Meditasi, sholat yang benar atau melakukan Dzikir-dzikir yang memang banyak memberikan ketenangan.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-indent: 30pt; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="color:black;"> <o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-indent: 30pt; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><b><span style="color:black;">Dr. R. H. Su’dan M.D, S.K.M :</span></b><span style="color:black;"> “Penyimpangan seks seperti hiperseks, lesbian, homoseks, masochisme dan lain sebagainya dapat sembuh dengan dzikrulloh (mengingat Allah). Juga penyimpangan jiwa lainnya seperti psychopatia semacam kleptomania atau suka mencuri, penyakit jiwa karena stress atau ketegangan hidup yang berlebihan. Apalagi kalau hanya penyakit psikosomatik, mudah sekali ditanggulangi dengan dzikrulloh. Bahkan penyakit jiwa yang sebenarnya seperti psychosis pun dapat diselesaikan dengan dzikrulloh pula” <o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-indent: 30pt; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="color:black;"> <o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-indent: 30pt; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="color:black;">“Kalaulah kita mau melatih diri untuk berdzikir dengan tenang, serta berpikir luas, maka tentu semakin tampak jelas betapa agungnya Allah SWT. dan betapa luar biasa kasih sayang-NYA” (Drs. KH. M. Djufri Raksana. M. Si. Pusat Studi Islam dan filsafat-UMM/mantan bid. Penerangan Agama, Depag-Jawa Timur)<o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-indent: 30pt; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="color:black;"> <o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-indent: 30pt; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><b><span style="color:black;">DR. Aidh al-Qarni</span></b><span style="color:black;"> menulis dalam bukunya yang berjudul LA TAHZAN (JANGAN BERSEDIH!) : ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup kencang menerjang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru : “Ya Allah!”. Ketika seseorang tersesat di tengah gurun pasir, kendaraan menyimpang jauh dari jalurnya, dan para kafilah bingung menentukan arah perjalanannya, mereka akan menyeru : “Ya Allah!”. ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, mereka yang tertimpa akan selalu berseru : “Ya Allah!”. Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka pun menyeru : “Ya Allah!”. Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup, dan jiwa serasa tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus Anda pikul, menyerulah : “Ya Allah!”. Setiap ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur, air mata yang menetes penuh keikhlasan, dan semua keluhan yang menggundahgulanakan hati adalah hanya pantas ditujukan ke hadirat- NYA. Setiap dini hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan, julurkan lengan penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu ke arah-NYA untuk memohon pertolongan! Ketika lidah bergerak, tak lain hanya untuk menyebut, mengingat dan berdzikir dengan nama-NYA. Dengan begitu, hati akan tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi menegang, dan iman kembali berkobar-kobar.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-indent: 30pt; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="color:black;"> <o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-indent: 30pt; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="color:black;">Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyah menulis dalam bukunya yang berjudul “Metode Pengobatan Nabi SAW.” : “Kiat lain terhadap musibah adalah dengan menyadari bahwa yang memberi musibah kepadanya itu adalah Allah yang Maha Bijaksana, Rabb dari segala Makhluk yang Bijak, Ar-Rahman (Maha Penyayang), Rabb dari segala Makhluk yang penuh rahmat. Dan juga menyadari bahwa Allah mengirimkan musibah itu kepadanya bukan untuk membinasakannya, bukan untuk menyiksanya dan juga bukan untuk menyakitinya. Tetapi Allah memberikan cobaan itu untuk menguji kesabaran, keridhaan dan keimanannya. Agar Allah mendengar do’a dan penyerahan dirinya kepada-NYA, agar ia bersimpuh di depan pintu-NYA; dengan mengharapkan rahmat-NYA, memasrahkan kehancuran hatinya di hadapan-NYA, dan menyampaikan keluh kesah kepada-NYA. Kalau Allah tidak mengobati para hamba-NYA melalui cobaan dan bala, niscaya mereka akan melampaui batas, berbuat semena-mena dan tidak mengenal aturan”.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-indent: 30pt; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="color:black;"> <o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin: 0in 18.75pt 0.0001pt; text-indent: 30pt; font-family: times new roman;font-family:times new roman;"><span style="font-size:85%;"><span style="color:black;">William James berujar, ”Penderitaan telah membantu kita untuk mencapai suatu batas yang tidak pernah terbayangkan. Andaikata Dostoyevsky dan Leo Tolstoy tidak mengalami kehidupan yang pahit, keduanya tak akan sukses menulis memoar dan novel-novel yang mengagumkan dan abadi hingga saat ini”. Dengan demikian, keyatiman; kebutaan; pengasingan; dan kemiskinan adalah salah satu sebab tumbuhnya kreativitas, produktivitas, kemajuan dan kontribusi.<o:p></o:p></span></span></p> <div style="font-family: times new roman;font-family:times new roman;" ><!--[if !supportFootnotes]--><span style="font-size:85%;">
<br /></span> <hr style="height: 2px;font-size:78%;" align="left" width="33%"> <!--[endif]--> <div style="" id="ftn1"> <p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt; line-height: 8pt;"><span style="font-size:85%;"><a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a> HR. Al-Bukhari dalam <i>Fathul Bari</i> 11/208. Imam Muslim meriwayatkan dengan lafazh sebagai berikut: <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoEndnoteText" dir="rtl" style="margin: 3pt 0in; text-align: justify; line-height: 12pt; direction: rtl; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size:85%;"><b><span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;" lang="AR-SA">((</span></b><b>مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِيْ يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ وَالْبَيْتِ الَّذِيْ لاَ يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ</b><b><span style="position: relative; top: -3pt; letter-spacing: -1.5pt;" lang="AR-SA">))</span></b><b><span lang="AR-SA">.</span></b><span lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt; line-height: 8pt;"><span style="font-size:85%;"><i>“Perumpamaan rumah yang digunakan untuk dzikir kepada Allah dengan rumah yang tidak digunakan untuk dzikir, laksana orang hidup dengan yang mati”.</i> (<i>Shahih Muslim</i> 1/539).</span></p> </div> <div style="" id="ftn2"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt; line-height: 8pt;"><span style="font-size:85%;"><a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a> HR. At-Tirmidzi 5/459, Ibnu Majah 2/1245. Lihat pula <i>Shahih Tirmidzi</i> 3/139 dan <i>Shahih Ibnu Majah</i> 2/316.</span></p> </div> <div style="" id="ftn3"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt; line-height: 8pt;"><span style="font-size:85%;"><a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a> HR. Al-Bukhari 8/171 dan Muslim 4/2061. Lafazh hadits ini riwayat Al-Bukhari.</span></p> </div> <div style="" id="ftn4"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt; line-height: 8pt;"><span style="font-size:85%;"><a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a> HR. At-Tirmidzi 5/458, Ibnu Majah 2/1246, lihat pula dalam <i>Shahih At-Tirmidzi</i> 3/139 dan <i>Shahih Ibnu Majah </i>2/317.</span></p> </div> <div style="" id="ftn5"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt; line-height: 8pt;"><span style="font-size:85%;"><a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a> HR. At-Tirmidzi 5/175. Lihat pula <i>Shahih At-Tirmidzi</i> 3/9 dan <i>Shahih Jaami’ush Shaghiir</i> 5/340.</span></p> </div> <div style="" id="ftn6"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt; line-height: 8pt;"><span style="font-size:85%;"><a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a> HR. Muslim 1/553.</span></p> </div> <div style="" id="ftn7"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt; line-height: 8pt;"><span style="font-size:85%;"><a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a> HR. Abu Dawud 4/264; <i>Shahihul Jaami’ </i>5/342.</span></p> </div> <div style="" id="ftn8"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt; line-height: 8pt;"><span style="font-size:85%;"><a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a> <i>Shahih At-Tirmidzi </i>3/140.</span></p> </div> <div style="" id="ftn9"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt; line-height: 8pt;"><span style="font-size:85%;"><a style="" href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="vertical-align: baseline;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a> HR. Abu Dawud 4/264, Ahmad 2/389 dan <i>Shahihul Jami’ </i>5/176.</span></p> </div> </div> Puji Handoko, SAg.http://www.blogger.com/profile/10181491635059913512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1930552716329125355.post-3137380653649344952009-08-06T11:37:00.000+07:002009-08-06T11:44:29.202+07:00Keutamaan Wudlu<div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-size:100%;">Wudhu mungkin bukan sudah menjadi rutinitas para muslim yang senantiasa menunaikan shalat. Akan tetapi sejauh manakah kita mengetahui mengenai hukum dan keutamaan wudhu sebenarnya ?<br /></span><span style="font-size:100%;">Wudhu adalah membasuh bagian tertentu yang ditetapkan dari anggota badan dengan air dengan niat membersihkan hadast sebagai persiapan menghadap Allah Ta’ala (mendirikan shalat) [2].<br /></span><span style="font-size:100%;">Dalil yang mewajibkan menunaikan wudhu sebelum shalat adalah :<br /></span><span style="font-size:100%;">1. Dalam Surat Al-Maidah ayat 6, Allah Ta’ala berfirman : “ Wahai orang-orang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai ke siku. Kemudian sapulah kepala kalian dan basuhlah kaki kalian sampai pada kedua mata kaki.”<br /></span><span style="font-size:100%;">2.Hadist Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda :<br /></span><span style="font-size:100%;">“Allah tidak akan menerima shalat seseorang di antara kalian apabila kalian berhadast, sehingga dia berwudhu” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)<br /><br /></span><span style="font-size:100%;">Keutamaan Wudhu :<br /></span><span style="font-size:100%;">Berwudhu bagi seorang muslim sesungguhnya memilliki banyak keutamaan, sebgaiamana yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Beberapa diantara keutamaan wudhu itu adalah :<br /></span><span style="font-size:100%;">1.Bersuci merupakan sebagian dari iman<br /></span><span style="font-size:100%;">Muslim meriwayatkan dari Abu Malik Al-Arasy radiallahuanhu berkata : Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda : “Bersuci adalah sebagian dari iman”<br /></span><span style="font-size:100%;">(HR. Muslim) [1]<br /></span><span style="font-size:100%;">2.Orang yang berwudhu akan mendapatkan wajah yang bercahaya di akhirat kelak, sehingga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam akan meneganali mereka sebagai umatnya.<br /></span><span style="font-size:100%;">Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Rahimahullah, ia berkata : “aku pernah mendengar kekasihku Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda : ‘Kemilau cahaya seorang mukmin (kelak pada hari kiamat) sesuai dengan batas basuhan wudhunya.” [1]<br /></span><span style="font-size:100%;">Dari Abu Hurairah radiallahuanhu, ia berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah bersabda : “Sungguh umatku kelak akan datang pada hari kiamat dalam keadaan (muka dankedua tangannya) kemilau bercahaya karena bekas wudhu. Karenanya, barangsiapa dari kalian yang mampu memperbanyak kemilau cahayanya, hendaklah dia melakukannya (dengan memperlebar basuhan wudhunya)”<br /></span><span style="font-size:100%;">(HR. Bukhari Muslim) [1]<br /></span><span style="font-size:100%;">3.Menggugurkan dosa-dosa kecil serta meninggikan derajat.<br /></span><span style="font-size:100%;">Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda : “Maukah kalian aku beritahukan tentang sesuatu yang dengannya Allah akanmenghapuskan dosa-dosa kalian dan meninggikan derajat kalian? Para sahabat menjawab : Mau, ya Rasulullah. Kemudian beliau pun berkata : “Yaitu dengan menyempurnakan wudhu’ dari hal-hal yang bersifat makruh, banyak melangkah menuju masjid dan menunggu waktu shalat setelah shalat (tahiyatul masjid). Yang demikian itu adalah ikatan (perjanjian).” (HR.Muslim) [2]<br /></span><span style="font-size:100%;">Muslim meriwayatkan dari Utsman radiallahuanhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda : “Barangsiapa wudhu secara sempurna, maka dosa-dosanya akan gugur dari jasadnya hingga keluar juga dari bawah kukunya”[1]<br /></span><span style="font-size:100%;">4.Menghapuskan kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh jasad.<br /></span><span style="font-size:100%;">Dari Abdulla Ash-Shanaji radiallahuanhu, Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda : “Apabila seorang hamba berwudhu, lalu berkumur, maka dikeluarkanlah (dihapuskan) kesalahan-kesalahan itu dari mulutnya. Apabila ia memasukkan air ke rongga hidung, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari hidungnya. Apabila ia membasuh wajahnya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan yang pernah ia perbuat dengan wajahnya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi keluar dari bawah tempat tumbuhnya rambut dari kedua matanya. Apabila ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari kedua tangannya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dari bawah (celah) kukunya. Apabila ia mengusap kepalanya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari kepalanya, sehingga kesalahan-kesalahan itu keluar dari kedua telinganya. Apabila membasuh kedua kakinya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan tersebut dari kedua kakinya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dari bawah kuku-kuku kedua kakinya. Kemudian perjalanannya ke masjid dan shalatnya merupakan nilai ibadah tersendiri baginya” (HR. Imam Malik, An-Nasaai, Ibnu Majah dan Al-Hakim) [6]<br /></span><span style="font-size:100%;">5.Merupakan amal yang mendorong dibukanya pintu syurga bagi yang mengamalkannya.<br /></span><span style="font-size:100%;">Dari Umar radiallahuanhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda : “Tidaklah seseorang dari kalian berwudhu secara sempurna, lalu mengucapkan : Asy-hadu allaa ilaha illallooh wahduu laa syarika lah wa asy-hadu anna MuHammadan ‘abduhu wa rosuuluh (Aku bersaksi bahwa tiada ilah, kecuali Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Nya ) melainkan kelak akan dibukakan untuknya 8 pintu syurga yang kepadanya dipersilakan untuk masuk melalui pintu mana saja yang ia sukai” [7]<br /></span><span style="font-size:100%;">Dari berbagai keutamaan yang telah diuraikan di atas perlu digarisbawahi bahwa keutamaan tersebut hanya dimiliki oleh wudhu yang telah sempurna. Kesempurnaan wudhu ini tentu saja dikembalikan kepada syarat ibadah secara mutlak yakni ikhlas karena Allah dan ittiba (mengikuti contoh dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam), sebagaimana sabda beliau dalam sebuah riwayat :<br /></span><span style="font-size:100%;">Muslim meriwayatkan dari Utsman radiallahuanhu, ia berkata : “Aku pernah melihat Rasulullah berwudhu seperti wudhuku ini, lalu beliau bersabda : ‘Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini, niscaya dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni, sementara shalat sunnahnya dan perjalanan menuju masjid menjadi penyempurna bagi dihapuskannya dosa-dosanya” [1]<br /></span><span style="font-size:100%;">Karena itu hendaknya seorang mukmin senantiasa menjaga kesempurnaan wudhunya.<br /></span><span style="font-size:100%;">Wallahu’alam Bishowab.<br /></span><span style="font-size:100%;">Wudlu dan Kesehatan<br /></span><span style="font-size:100%;">Wudhu menjaga seorang muslim agar tetap bersih. Membasuh bagian bagian tubuh yang bersentuhan dengan udara bebas, dimaksudkan agar permukaan kulit terpelihara dari debu. Dr. Muwaffaq Asy-Syathi mengatakan, “Wudhu adalah membasuh anggota badan tertentu dengan menggunakan air dingin untuk menghilangkan keringat luar agar kembali normal. Wudhu memberi manfaat yang besar kepada tubuh. Karena dapat meningkatkan tekanan darah, menambah gerakan jantung, menambah jumlah sel-sel darah merah, mengaktifkan pertukaran (sirkulasi) dalam tubuh, menambah kadar oksigen, serta memperbanyak kadar CO2 (Carbon dioksida) yang keluar. Membasuh bagian-bagian yang terbuka dengan Wudhu bermanfaat kepada tubuh yaitu memperlancar kencing, mengeluarkan racun-racun, menambah nafsu makan, mengaktifkan pencernaan, merangsang otot kulit dan otot sendi. Rangsangan ini berpindah menuju ke seluruh otot urat leher, paru-paru, perut, kemudian diteruskan kepada seluruh anggota tubuh dan kelenjar-kelenjar.<br /><br /></span><span style="font-size:100%;">Seorang Peneliti bernama Muhammad Salim berhasil meraih gelar Master dari Fakultas Kedokteran Universitas Iskandariah dengan studinya tentang manfaat medis yang digali dari ibadah wudhu. Hasil studinya mengatakan : “Sesungguhnya cara berwudhu yang baik adalah dimulai dengan membasuh tangan lalu berkumur-kumur, kemudian mengambil air ke hidung 3 kali dan seterusnya”. Peneliti tersebut berhasil menganalisis kesehatan terhadap ratusan hidung dari orang-orang sehat yang tidak berwudhu lima kali dalam sehari. Ia juga berhasil menganalisis ratusan hidung dari mereka yang teratur dalam berwudhu dan sholat. Peneliti mengambil zat dalam hidung pada selaput lendir dan mengamati beberapa jenis kumannya. Pekerjaan ini ia lakukan berbulan-bulan. Kesimpulannya : orang-orang yang tidak berwudhu warna hidung mereka memudar dan berminyak, kotoran debu lebih ke dalam. Rongga hidung memiliki permukaan yang lengket dan berwarna gelap. Adapun orang-orang yang teratur dalam berwudhu; permukaan rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih, dan tidak ada debu. Menurut pengamatan melalui mikroskop, tempat pertumbuhan kuman bagi orang-orang yang tidak berwudhu terdapat jumlah yang besar dari kuman yang cepat penularannya dan kuman-kuman lainnya. Adapun orang-orang yang selalu berwudhu hidung mereka tampak bersih dari kuman. Tempat pertumbuhan kuman relatif tidak ada. Penelitian tersebut juga menjelaskan kenyataan penting; bahwa memasukkan air ke hidung sekali saja ketika berwudhu, dapat membersihkan hidung dari separuh kuman. Sedangkan memasukkan air dua kali, dapat menambah 1/3 kebersihan. Jika memasukkannya sampai tiga kali, maka hidung benar-benar bersih dari kuman. Hikmah tersebut memperkuat sabda Rosululloh SAW., “Sempurnakan wudhu, lakukan istinsyaq (mengambil air ke hidung) kecuali jika kamu berpuasa”. Secara ilmiah, hidung terjaga bersih selama 3 sampai dengan 5 jam, kemudian kotor kembali, yang kemudian dapat dibersihkan melalui wudhu berikutnya. Peneliti juga menyatakan bahwa persentase terkena penyakit bagi orangorang yang tidak sholat dan tidak berwudhu, lebih banyak daripada orang-orang yang berwudhu. Istinsyaq dan Istintsar dapat menghilangkan 11 bakteri membahayakan yang ada dalam hidung, yang menyebabkan penyakit saluran pernafasan, radang paru-paru, panas rheumatism, penyakit rongga hidung, dan lain-lain.<br /><br /></span><span style="font-size:100%;">Dr. Ahmad Syauqy Ibrahim, Anggota Ikatan Dokter Kerajaan Arab Saudi di London dan Penasihat Penderita Penyakit Dalam dan Penyakit Jantung mengatakan, "Para Pakar sampai berkesimpulan bahwa mencelupkan anggota tubuh ke dalam air akan bisa mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan menjadi rileks syaraf-syaraf dan otot, hilangnya kenaikan detak jantung dan nyeri-nyeri otot, kecemasan, dan insomnia (susah tidur)". Hal ini dikuatkan oleh salah seorang pakar dari Amerika dengan ucapannya, "Air mengandung kekuatan magis, bahkan membasuhkan air ke wajah dan kedua tangan -yang dimaksud adalah aktivitas wudhu'- adalah cara yang paling efektif untuk relaksasi (menjadikan badan rileks) dan menghilangkan tensi tinggi (emosi). Sungguh, Maha Suci Allah Yang Maha Agung ...<br /><br /></span><span style="font-size:100%;">Apabila kita takut air atau dingin, menurut teori kedokteran Tiongkok, bisa menjadi indikator ada kelainan fungsi organ pada ginjal. Karena itu, ketika suatu saat kita berwudhu dan takut air, mungkin ada gangguan pada organ ginjal kita. Dengan kata lain, wudhu dapat menjadi suatu metode untuk mendeteksi penyakit.<br /><br /></span><span style="font-size:100%;">Silahkan baca juga : Misteri Energi Wudhu “Keajaiban energi wudhu terhadap kekuatan fisik, emosi dan hati” karya Muhamad Muhyidin, * Mukjizat berwudhu untuk pencegahan dan pengobatan penyakit karya Drs. Oan Hasanuddin (ahli akupuntur dan akupressure), dan lain-lain.<br /><br /></span><span style="font-size:100%;">Referensi :<br /></span><span style="font-size:100%;">[1] Ringkasan Riyadush Shalihin (An-Nawawi) oleh Syaikh Yusuf An-Nabhani, Penerbit ibs<br /></span><span style="font-size:100%;">[2] Fiqih Wanita, oleh Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Penerbit Pustaka Al-Kautsar<br /><br /></span></div>Puji Handoko, SAg.http://www.blogger.com/profile/10181491635059913512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1930552716329125355.post-50403540660098132192009-08-06T11:30:00.000+07:002009-08-06T11:36:16.883+07:00Hukum Euthanasia<div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 10"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 10"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMRBD26%7E1.JOH%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><span style="font-size:85%;"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Kata euthanasia berasal dari bahasa Yunani eu yang artinya baik dan thanatos yang berarti kematian.<o:p></o:p></span></span><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:SimSun; panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1; mso-font-alt:宋体; mso-font-charset:134; mso-generic-font-family:auto; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:1 135135232 16 0 262144 0;} @font-face {font-family:"\@SimSun"; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:134; mso-generic-font-family:auto; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:1 135135232 16 0 262144 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-language:EN-US;} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:SimSun; mso-fareast-language:ZH-CN;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:976494178; mso-list-template-ids:-2001416782;} @list l0:level1 {mso-level-tab-stop:.5in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l1 {mso-list-id:1621842279; mso-list-template-ids:224973526;} @list l1:level1 {mso-level-tab-stop:.5in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} ol {margin-bottom:0in;} ul {margin-bottom:0in;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;" lang="SV">Pengertian “mempercepat kematian” dalam terminologi Islam tidak dikenal. Dalam ajaran Islam, yang menentukan kematian adalah Allah (QS.Yunus:49).<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;" lang="SV">Dengan demikian euthanasia sebenarnya merupakan pembunuhan, yang diminta atau mendapat persetujuan dari pihak pasien dan keluarganya.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;" lang="SV">Dalam praktek kedokteran dikenal dua macam euthanasia yaitu, euthanasia pasif dan euthanasia aktif. Yang dimaksud dengan euthanasia aktif ialah tindakan dokter mempercepat kematian pasien dengan memberikan suntikan ke dalam tubuh pasien tersebut.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;" lang="SV">Suntikan dilakukan pada saat keadaan penyakit pasien sudah sangat parah atau sudah sampai pada stadium akhir, yang menurut perkiraan/perhitungan medis sudah tidak mungkin lagi bisa sembuh atau bertahan lama. Alasan yang lazim dikemukakan dokter ialah bahwa pengobatan yang diberikan hanya akan memperpanjang penderitaan pasien, tidak mengurangi keadaan sakitnya yang memang sudah parah.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;" lang="SV">Yang dimaksud dengan euthanasia pasif adalah tindakan dokter berupa penghentian pengobatan pasien yang menderita sakit keras, yang secara medis sudah tidak mungkin lagi dapat disembuhkan. Penghentian pemberian obat ini berakibat mempercepat kematian pasien. Alasan yang lazim dikemukakan ialah karena keadaan ekonomi pasien yang terbatas, sementara dana yang dibutuhkan untuk biaya pengobatan cukup tinggi, sedangkan fungsi pengobatan menurut perhitungan dokter sudah tidak efektif lagi.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;" lang="SV">Ada lagi upaya lain yang bisa digolongkan dalam euthanasia pasif, yaitu upaya dokter menghentikan pengobatan terhadap pasien yang menurut penelitian medis masih mungkin bisa sembuh. Umumnya alasannya adalah ketidakmampuan pasien dari segi ekonomi padahal biaya pengobatannya yang dibutuhkan sangat tinggi.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;" lang="ES-PE">Beberapa contoh kasus dalam hal ini diantaranya:<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify; font-family: times new roman;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 130%;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;" lang="ES-PE">Penderita kanker yang sudah kritis, orang sakit yang sudah dalam keadaan koma, disebabkan benturan pada otak yang tidak ada harapan untuk sembuh. Atau orang yang terkena serangan penyakit paru-paru yang jika tidak diobati akan dapat mematikan penderita. </span><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Dalam hal ini, jika pengobatan terhadapnya dihentikan akan dapat mempercepat kematiaannya.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 130%;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Seseorang yang kondisinya sangat kritis dan akut karena menderita kelumpuhan tulang belakang yang biasa menyebabkan kelumpuhan pada kedua kaki dan kehilangan kontrol pada kandung kencing dan usus besar. Penderita penyakit ini senantiasa dalam kondisi lumpuh dan selalu membutuhkan bantuan khusus selama hidupnya. Atau penderita kelumpuhan otak yang menyebabkan keterbelakangan pikiran dan kelumpuhan badannya dengan studium beragam yang biasanya penderita penyakit ini akan lumpuh fisiknya dan otaknya serta selalu memerlukan bantuan khusus selama hidupnya. Dalam keadaan demikian ia dapat saja dibiarkan tanpa diberi pengobatan yang mungkin akan dapat membawa kematiannya.<o:p></o:p></span></span></li></ol><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Dalam contoh tersebut, “penghentian pengobatan” merupakan salah satu bentuk eutanasia pasif. Menurut gambaran umum, para penderita penyakit seperti itu terutama anak-anak tidak berumur panjang, maka menghentikan pengobatan dan mempermudah kematian secara pasif itu mencegah perpanjangan penderitaan si anak atau kedua orang tuanya.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Beberapa contoh kasus ethanisia aktif diantaranya:<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify; font-family: times new roman;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 130%;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Seseorang menderita kanker ganas dengan rasa sakit yang luar biasa hingga penderita sering pingsan. dalam hal ini dokter yakin bahwa yang bersangkutan akan meningggal dunia. Kemudian dokter memberinya obat dengan takaran tinggi (overdosis) yang sekiranya dapat menghilangkan rasa sakitnya, tetapi menghentikan pernapasannya sekaligus.<o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 130%;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Orang yang mengalami keadaan koma yang sangat lama, misalnya karena bagian otaknya terserang penyakit atau bagian kepalanya mengalami benturan yang sangat keras. Dalam keadaan demikian ia hanya mungkin dapat hidup dengan mempergunakan alat pernafasan, sedangkan dokter ahli berkeyakinan bahwa penderita tidak akan dapat disembuhkan.<o:p></o:p></span></span></li></ol><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Alat pernafasan itulah yang memompa udara ke dalam paru-parunya dan menjadikannya dapat bernapas secara otomatis. Jika alat pernapasan tersebut dihentikan (dilepas), maka penderita sakit tidak mungkin dapat melanjutkan pernafasannya sebagai cara aktif memudahkan proses kematiannya.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Dalam prakteknya, para dokter tidak mudah melakukan euthanasia ini, meskipun dari sudut kemanusiaan dibenarkan adanya euthanasia dan merupakan hak bagi pasien yang menderita sakit yang tidak dapat disembuhkan (sesuai dengan Deklarasi Lisboa 1981). Akan tetapi dokter tidak dibenarkan serta merta melakukan upaya aktif untuk memenuhi keinginan pasien atau keluarganya tersebut. Hal ini disebabkan oleh dua hal, pertama, karena adanya persoalan yang berkaitan dengan kode etik kedokteran, disatu pihak dokter dituntut untuk membantu meringankan penderitaan pasien, akan tetapi dipihak lain menghilangkan nyawa orang merupakan pelanggaran terhadap kode etik itu sendiri. Kedua, tindakan menghilangkan nyawa orang lain dalam perundng-undangan merupakan tindak pidana , yang secara hukum di negara manapun, tidak dibenarkan oleh Undang-undang.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Secara umum ajaran Islam diarahkan untuk menciptakan kemaslahatan hidup dan kehidupan manusia, sehingga aturannya diberikan secara lengkap, baik yang berkaitan dengan masalah keperdataan maupun pidana. Khusus yang berkaitan dengan keselamatan dan perihal hidup manusia, dalam hukum pidana Islam (jinayat) ditetapkan aturan yang ketat, seperti adanya hukuman qishash, hadd, dan diat.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Dalam Islam prinsipnya segala upaya atau perbuatan yang berakibat matinya seseorang, baik disengaja atau tidak sengaja, tidak dapat dibenarkan, kecuali dengan tiga alasan; sebagaimana disebutkan dalam hadits:<em> “Tidak halal membunuh seorang muslim kecuali karena salah satu dari tiga alasan, yaitu: pezina mukhshan (sudah berkeluarga), maka ia harus dirajam (sampai mati); seseorang yang membunuh seorang muslim lainnya dengan sengaja, maka ia harus dibunuh juga. Dan seorang yang keluar dari Islam (murtad), kemudian memerangi Allah dan Rasulnya, maka ia harus dibunuh, disalib dan diasingkan dari tempat kediamannya”</em> (HR Abu Dawud dan An-Nasa’i)<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Selain alasan-alasan diatas, segala perbuatan yang berakibat kematian orang lain dimasukkan dalam kategori perbuatan ‘jarimah/tindak pidana’ (jinayat), yang mendapat sanksi hukum. Dengan demikian euthanasia karena termasuk salah satu dari jarimah dilarang oleh agama dan merupakan tindakan yang diancam dengan hukuman pidana. Dalil syari’ah yang menyatakan pelarangan terhadap pembunuhan antara lain Al-Qur’an </span><st1:city><st1:place><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">surat</span></st1:place></st1:city><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;"> Al-Isra’:33, An-Nisa’:92, Al-An’am:151. Sedangkan dari hadits Nabi saw, selain hadits diatas, juga hadits tentang keharaman membunuh orang kafir yang sudah minta suaka (mu’ahad).(HR.Bukhari).<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Pada prinispnya pembunuhan secara sengaja terhadap orang yang sedang sakit berarti mendahului takdir. Allah telah menentukan batas akhir usia manusia. Dengan mempercepat kematiannya, pasien tidak mendapatkan manfaat dari ujian yang diberikan Allah Swt kepadanya, yakni berupa ketawakalan kepada-Nya Raulullah saw bersabda:<em> “Tidaklah menimpa kepada seseorang muslim suatu musibah, baik kesulitan, sakit, kesedihan, kesusahan maupun penyakit, bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah menghapuskan kesalahan atau dosanya dengan musibah yang dicobakannya itu.”</em> (HR Bukhari dan Muslim).<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Hal itu karena yang berhak mematikan dan menghidupkan manusia hanyalah Allah dan oleh karenanya manusia dalam hal ini tidak mempunyai hak atau kewenangan untuk memberi hidup dan atau mematikannya. (QS.Yunus:56, Al-Mulk:1-2).<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Berkaitan dengan permasalahan tersebut muncul persoalan fikih yaitu apakah memudahkan proses kematian secara aktif ditolerir oleh Islam? Apakah memudahkan proses kematian secara pasif juga diperbolehkan?<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Dengan demikian melalui euthanasia aktif berarti manusia mengambil hak Allah Swt yang sudah menjadi ketetapanNya. Memudahkan proses kematian secara aktif seperti pada contoh pertama tidak diperkenankan oleh syari’ah. Sebab yang demikian itu berarti dokter melakukan tindakan aktif dengan tujuan membunuh si sakit dan mempercepat kematiannya melalui pemberian obat secara overdosis atau cara lainnya.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Dalam hal ini dokter telah melakukan pembunuhan yang haram hukumnya, bahkan termasuk dosa besar. Perbuatan demikian itu tidak dapat lepas dari kategori pembunuhan meskipun yanng mendorongnya itu rasa kasihan kepada si sakit dan untuk meringankan penderitaannya. Karena bagaimanapun dokter tidaklah lebih pengasih dan penyayang dari pada Allah Al-Khaliq. Karena itu serahkanlah urusan tersebut kepada Allah, karena Dia-lah yang memberi kehidupan kepada manusia dan yang mencabutnya apabila telah tiba ajal yang telah di tetapkan-Nya.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Eutanasia demikian juga menandakan bahwa manusia terlalu cepat menyerah pada keadaan (fatalis), padahal Allah swt menyuruh manusia untuk selalu berusaha atau berikhtiar sampai akhir hayatnya. Bagi manusia tidak ada alasan untuk berputus asa atas suatu penyakit selama masih ada harapan, sebab kepadanya masih ada kewajiban untuk berikhtiar. Dalam hadits Nabi sw disebutkan betapapun beratnya penyakit itu, tetap ada obat penyembuhnya.(HR Ahmad dan Muslim)<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Adapun memudahkan proses kematian dengan cara euthanasia pasif sebagaimana dikemukakan dalam pertanyaan, maka semua itutermasuk dalam kategori praktik penghentian pengobatan. Hal ini didasarkan pada keyakinan dokter bahwa pengobatan yang dilakukan itu tidak ada gunanya dan tidak memberikan harapan kepada si sakit, sesuai dengan sunnatullah (hukum Allah terhadap alam semesta) dan hukum sebab-akibat. Masalah ini terkait dengan hukum melakukan pengobatan yang diperselisihkan oleh para ulama fikih apakh wajib atau sekedar sunnah.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Menurut jumhur ulama mengobati atau berobat dari penyakit hukumnya sunnah dan tidak wajib. Meskipun segolongan kecil ulama ada yang mewajibkannya, seperti kalangan ulama syafi’iyah dan hanbali sebagaimana dikemukakan oleh Syekhul Islam Ibnu Taimiyah.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Para ulama bahkan berbeda pendapat mengenai mana yang lebih utama: berobat ataukah bersabar? Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa bersabar (tidak berobat) itu lebih utama, berdasarkan hadist Abbas yang diriwayatkan dalam kitab shahih dari seorang wanita yang menderita epilepsi. Wanita itu meminta kepada Nabi agar mendoakannya, lalu beliau menjawab: “Jika engkau mau bersabar (maka bersabarlah), engkau akan mendapatkan surga, dan jika engkau mau, akan saya doakan kepada Allah agar Dia menyembuhkanmu.” Wanita itu menjawab akan bersabar dan memohon kepada Nabi untuk medoakan kepada Allah agar ia tidak minta dihilangkan penyakitnya namun tetap terjaga auratnya sehingga tidak tersingkap ketika kambuh.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Disamping itu, terdapat banyak contoh dari kalangan sahabat dan tabi’in yang tidak berobat ketika mereka sakit, bahkan di antara mereka ada yang memilih sakit, seperti Ubay bin Ka’ab dan Abu Dzar Al-Ghifari. Sikap demikian tidak ditegur ataupun diprotes oleh kalangan sahabat ataupun generasi tabai’in lainnya sebagaimana dikupas oleh Imam Al-Ghazali dalam satu bab tersendiri yang berjudul “Kitab at-Tawakal” dalam kitab Ihya ‘Ulumuddinnya.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Dalam hal ini hukum berobat atau mengobati penyakit yang lebih tepat adalah pada dasarnya wajib terutama jika sakitnya parah, obatnya efektif berpengaruh, dan ada harapan untuk sembuh sesuai dengan perintah Allah Swt untuk berobat. Inilah yang sesuai dengan petunjuk Nabi saw dalam masalah pengobatan sebagaimana yang di kemukakan oleh Imam Ibnul Qoyyim dalam kitabnya Zadul-Ma’ad. Dan paling tidak, petunjuk Nabi saw, tersebut minimal menunjukkan hukum sunnah.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Oleh karena itu, pengobatan atau berobat hukumnya sunnah ataupun wajib apabila penderita dapat diharapkan kesembuhannya. Sedangkan jika secara perhitungan akurat medis yang dapat dipertanggungjhawabkan sudah tidak ada harapan sembuh, sesuai dengan sunnatullah dalam hukum kausalitas yang dikuasai para ahli seperti dokter ahli maka tidak ada seorang pun yang mengatakan sunnah berobat apalagi wajib.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Apabila penderita sakit kelangsungan hidupnya tergantung pada pemberian berbagai macam media pengobatan dengan cara meminum obat, suntikan, infus dan sebagainya, atau menggunakan alat pernapasan buatan dan peralatan medis modern lainnya dalam waktu yang cukup lama, tetapi penyakitnya tetap saja tidak ada perubahan, maka melanjutkan pengobatannya itu tidak wajib dan tidak juga sunnah sebagaimana difatwakan oleh Syeikh Yusuf Al-Qardhawi dalam Fatawa Mu’ashirahnya, bahkan mungkin kebalikannya yakni tidak mengobatinya itulah yang wajib atau sunnah.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Dengan demikian memudahkan proses kematian (taisir al-maut) semacam ini dalam kondisi sudah tidak ada harapan yang sering diistilahkan dengan qatl ar-rahma (membiarkan perjalanan menuju kematian karena belas kasihan), karena dalam kasus ini tidak didapati tindakan aktif dari dokter maupun orang lain. Tetapi dokter ataupun orang terkait lainnya dengan pasien hanya bersikap meninggalkan sesuatu yang hukumnya tidak wajib ataupun tidak sunnah, sehingga tidak dapat dikenai sanksi hukuman menurut syari’ah maupun hukum positif. Tindakan euthanasia pasif oleh dokter dalam kondisi seperti ini adalah jaiz (boleh) dan dibenarkan syari’ah apabila keluarga pasien mengizinkannya demi meringankan penderitaan dan beban pasien dan keluarganya.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Hal ini terkait dengan contoh kedua dari eutanasia aktif terdahulu yaitu menghentikan alat pernapasan buatan dari pasien, yang menurut pandangan dokter ahli ia sudah “mati” atau “dikategorikan telah mati” karena jaringan otak ataupun fungsi syaraf sebagai media hidup dan merasakan telah rusak. Kalau yang dilakukan dokter tersebut semata-mata menghentikan alat pengobatan, hal ini sama dengan tidak memberikan pengobatan.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Dengan demikian masalahnya sama seperti cara-cara eutanasia pasif lainnya. Karena itu, eutanasia untuk seperti ini adalah bukan termasuk kategori eutanasia aktif yang diharamkan. Dengan demikian, tindakan tersebut dibenarkan syari’ah dan tidak terlarang terutama bila peralatan bantu medis tersebut hanya dipergunakan pasien sekadar untuk kehidupan lahiriah yang tampak dalam pernapasan dan denyut nadi saja, padahal bila dilihat secara medis dari segi aktivitas maka pasien tersebut sudah seperti orang mati, tidak responsif, tidak dapat mengerti sesuatu dan tidak merasakan apa-apa, karena jaringan otak dan sarafnya sebagai sumber semua aktivitas hidup itu telah rusak.<o:p></o:p>Membiarkan si sakit dalam kondisi seperti itu hanya akan menghabiskan biaya dan tenaga yang banyak serta memperpanjang tanggungan beban. Selain itu juga dapat menghalangi pemanfaatan peralatan tersebut oleh pasien lain yang membutuhkannya. Di sisi lain, penderita yang sudah tidak dapat merasakan apa-apa itu hanya menjadikan sanak keluarganya selalu dalam keadaan sedih dan menderita, yang mungkin sampai puluhan tahun lamanya.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;">Pendapat ini telah dikemukakan sejak lama oleh Syeikh Al-Qardhawi kepada sejumlah pakar fikih dan dokter dalam suatu seminar yang diselenggarakan oleh sebuah yayasan Islam untuk ilmu-ilmu kedokteran di Kuwait. </span><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;" lang="SV">Para peserta seminar dari kalangan ahli fikih dan dokter sepakat menerima pendapat tersebut.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;" lang="SV">Adapun hukum wajib shalat bagi orang yang tidak sadar dan tidak dapat merasakan apa-apa adalah tidak berlaku lagi sampai ia sadar kembali. Namun jika tidak kembali sadar maka ia tidak terkenai kewajiban tersebut.<o:p></o:p></span></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; font-family: times new roman; text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 130%;" lang="SV"><span style="font-weight: bold;">Wallahu A’lam bi Ashowab.</span><o:p></o:p></span></span></p> Puji Handoko, SAg.http://www.blogger.com/profile/10181491635059913512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1930552716329125355.post-81097454658758848572009-08-06T11:26:00.000+07:002009-08-06T11:29:20.738+07:00Hukum Bayi Tabung<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;">Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang alami pula (hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang telah ditetapkan Allah untuk manusia. Akan tetapi pembuahan alami ini terkadang sulit terwujud, misalnya karena rusaknya saluran indung telur (tuba Fallopii) atau karena sel sperma lemah atau tidak mampu menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel telur. Semua ini akan meniadakan kelahiran dan menghambat suami isteri untuk berbanyak anak. Padahal Islam telah menganjurkan dan mendorong hal tersebut dan kaum muslimin pun telah disunnahkan melakukannya.<br /><br />Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan pelaksanaan upaya medis seperti bayi tabung Setelah sel sperma suami dapat sampai dan membuahi sel telur isteri dalam suatu wadah yang mempunyai kondisi mirip dengan kondisi alami rahim, maka sel telur yang telah terbuahi itu lalu diletakkan pada tempatnya yang alami, yakni rahim isteri. Dengan demikian kehamilan alami diharapkan dapat terjadi dan selanjutnya akan dapat dilahirkan bayi secara normal.<br /><br />Proses seperti ini merupakan upaya medis untuk mengatasi kesulitan yang ada, dan hukumnya boleh (ja’iz) menurut syara’. Sebab upaya tersebut adalah upaya untuk mewujudkan apa yang disunnahkan oleh Islam, yaitu kelahiran dan berbanyak anak, yang merupakan salah satu tujuan dasar dari suatu pernikahan. Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Nabi SAW telah bersabda :<br /><br />“Menikahlah kalian dengan perempuan yang penyayang dan subur (peranak), sebab sesungguhnya aku akan berbangga di hadapan para nabi dengan banyaknya jumlah kalian pada Hari Kiamat nanti.” (HR. Ahmad)<br />Pada dasarnya, upaya untuk mengusahakan terjadinya pembuahan yang tidak alami tersebut hendaknya tidak ditempuh, kecuali setelah tidak mungkin lagi mengusahakan terjadinya pembuahan alami dalam rahim isteri, antara sel sperma suami dengan sel telur isterinya.<br /><br />Dalam proses pembuahan buatan dalam cawan untuk menghasilkan kelahiran tersebut, disyaratkan sel sperma harus milik suami dan sel telur harus milik isteri. Dan sel telur isteri yang telah terbuahi oleh sel sperma suami dalam cawan, harus diletakkan pada rahim isteri.<br /><br />Hukumnya haram bila sel telur isteri yang telah terbuahi diletakkan dalam rahim perempuan lain yang bukan isteri, atau apa yang disebut sebagai “ibu pengganti”. Begitu pula haram hukumnya bila proses dalam pembuahan buatan tersebut terjadi antara sel sperma suami dengan sel telur bukan isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya diletakkan dalam rahim isteri. Demikian pula haram hukumnya bila proses pembuahan tersebut terjadi antara sel sperma bukan suami dengan sel telur isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya diletakkan dalam rahim isteri.<br /><br />Ketiga bentuk proses di atas tidak dibenarkan oleh hukum Islam, sebab akan menimbulkan pencampuradukan dan penghilangan nasab, yang telah diharamkan oleh ajaran Islam. Ketiga bentuk proses di atas mirip dengan kehamilan dan kelahiran melalui perzinaan, hanya saja di dalam prosesnya tidak terjadi penetrasi penis ke dalam vagina. Oleh karena itu laki-laki dan perempuan yang menjalani proses tersebut tidak dijatuhi sanksi bagi pezina (hadduz zina), akan tetapi dijatuhi sanksi berupa ta’zir.<br /></span></div>Puji Handoko, SAg.http://www.blogger.com/profile/10181491635059913512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1930552716329125355.post-34054067731827946982009-08-06T10:38:00.000+07:002009-08-06T11:24:48.430+07:00Akupuntur Wudlu<div style="text-align: justify;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 10"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 10"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMRBD26%7E1.JOH%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} a:link, span.MsoHyperlink {color:blue; text-decoration:underline; text-underline:single;} a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed {color:purple; text-decoration:underline; text-underline:single;} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p.snappreview, li.snappreview, div.snappreview {mso-style-name:snap_preview; mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >Wudhu merupakan salah satu <em>‘amaliyah ta’abbudiy</em> sebagai syarat sahnya melaksanakan ibadah shalat. Prinsip dari pelaksanaan ibadah adalah untuk memelihara agama (<em>hifzhu al-dîn) </em>yang termasuk salah satu katagori <em>dharûriyah </em>(apabila tidak dipelihara akan merusak eksistensi agama).<a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftn1%5C%22">[1]</a>Pensyari’atan wudhu didasarkan kepada nash <em>al-Qur’an</em> (Surat al-Maidah ayat 6), <em>al-Sunnah</em> (Terdapat 2079<a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftn2%5C%22">[2]</a> hadits yang berkenaan dengan wudhu, di antaranya 378 hadits berkenaan dengan rukun wudhu dan 762 hadits tentang sunat-sunat wudhu) dan <em>al-ijma’</em>. <em>Maqâshid al-syarî’ah</em> (tujuan syara’) secara global dalam menetapkan hukum-hukumnya adalah untuk kemaslahatan hidup manusia, baik di dunia maupun di akhirat.<a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftn3%5C%22"><span style="" lang="SV">[3]</span></a></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" lang="SV"> Tidak semata-mata Allah memerintahkan jikalau bukan berakibat maslahat untuk manusia bila dikerjakan. Demikian sebaliknya, tidaklah semata-mata Allah melarang sesuatu jikalau bukan berakibat kemaslahatan bila ditinggalkan. Oleh karena itu, penelitian ini mengungkapkan <em>maqâshid al-syarî’ah tâbi’ah</em> dan hikmah yang ada di dalam salah satu syari’at Islam, yaitu wudhu, dari dimensi ilmu akupunktur. Pilosofi wudhu merupakan suatu persiapan mental untuk mengerjakan shalat. Kesucian dan kesejukan yang ditimbulkan oleh wudhu dapat membangkitkan konsentrasi dalam pelaksanaan shalat, karena wudhu dapat menstimulir lima organ panca indra yaitu mata, telinga, hidung, mulut, tangan dan kaki. Para pakar syaraf (<em>neurologists</em>) telah membuktikan bahwa dengan air wudhu yang mendinginkan ujung-ujung syaraf jari-jari tangan dan jari-jari kaki berguna untuk memantapkan konsentrasi pikiran. Terlebih lagi secara keseluruhan dengan ujung-ujung syaraf seluruh anggota wudhu.Pada anggota badan yang terkena perlakuan <em>kayfiyat</em> wudhu terdapat ratusan titik <em>akupunktur</em> yang bersifat <em>reseptor </em>terhadap <em>stimulus</em> berupa basuhan, gosokan, usapan, dan tekanan/urutan ketika melakukan wudhu. <em>Stimulus</em> tersebut akan dihantarkan melalui <em>meridian </em>ke sel, jaringan, organ dan sistim organ yang bersifat <em>terapi.</em> Hal ini terjadi karena adanya sistem <em>regulasi</em> yaitu sistem syaraf dan hormon bekerja untuk mengadakan <em>homeostasis</em> (keseimbangan).</span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" ><a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftn4%5C%22"><span style="" lang="SV">[4]</span></a></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" lang="SV">Titik-titik <em>akupunktur</em>, suatu fenomena yang menarik bila dikorelasikan dengan <em>kayfiyat</em> wudhu yang disyari’atkan 15 abad yang lalu. Semua titik <em>akupunktur</em> memiliki <em>multi indikasi </em>(banyak khasiat) untuk pencegahan dan pengobatan berbagai macam penyakit. Adapun jumlah titik yang terdapat pada anggota wudhu sudah teridentifikasi minimal 493 titik, perincian jumlahnya seperti pada tabel berikut:</span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" ><a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftn5%5C%22"><span style="" lang="SV">[5]</span></a>
<br /></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" > <span lang="SV"><o:p></o:p></span></span> </div><table class="MsoNormalTable" style="text-align: left; margin-left: 0px; margin-right: 0px;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td style="padding: 0in; width: 171.75pt;" width="229"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 130%;" align="center"><span style="font-size:85%;"><strong><span style="line-height: 130%;" lang="SV">Anggota Wudhu(rukun dan sunat)</span></strong></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" lang="SV"><o:p></o:p></span></p> </td> <td style="padding: 0in; width: 171pt;" width="228"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 130%;" align="center"><span style="font-size:85%;"><strong><span style="line-height: 130%;">JumlahTitik Akupunktur</span></strong></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" ><o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="padding: 0in; width: 171.75pt;" width="229"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 130%;" align="center"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >Wajah<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="padding: 0in; width: 171pt;" width="228"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 130%;" align="center"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >84<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="padding: 0in; width: 171.75pt;" width="229"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 130%;" align="center"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >Tangan<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="padding: 0in; width: 171pt;" width="228"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 130%;" align="center"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >95<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="padding: 0in; width: 171.75pt;" width="229"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 130%;" align="center"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >Kepala<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="padding: 0in; width: 171pt;" width="228"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 130%;" align="center"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >64<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="padding: 0in; width: 171.75pt;" width="229"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 130%;" align="center"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >Telinga<a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftn6%5C%22">[6]</a><o:p></o:p></span></p> </td> <td style="padding: 0in; width: 171pt;" width="228"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 130%;" align="center"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >125<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="padding: 0in; width: 171.75pt;" width="229"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 130%;" align="center"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >Kaki<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="padding: 0in; width: 171pt;" width="228"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 130%;" align="center"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >125<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td colspan="2" style="padding: 0in; width: 342.75pt;" width="457"> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 171pt; text-align: center; line-height: 130%;" align="center"><span style="font-size:85%;"><strong><span style="line-height: 130%;">Jumlah 493</span></strong></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" ><o:p></o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table><div style="text-align: justify;"> </div><p style="line-height: 130%; text-align: justify;"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >Contoh, <em>kayfiyat</em><strong> </strong>membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan sebelum berwudhu dan membasuh tangan sambil <em>Takhlil</em><strong><i> </i></strong>(menyela-nyela jari). Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan dan <em>takhlil</em> merupakan dua <em>kayfiyat </em>sunat wudhu, sementara membasuh tangan dari batas ujung jari sampai siku merupakan rukun wudhu. </span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" lang="SV">Dari ketiga <em>kayfiyat</em> tersebut sudah teridentifikasi 95 titik akupunktur. Satu diantaranya adalah ketika melakukan <em>takhlil, </em>diantara sela-sela jari tangan dan kaki terdapat masing-masing satu titik istimewa (<em>Ba Sie </em>pada sela-sela jari tangan & <em>Ba Peng</em> pada sela-sela jari kaki). Jadi, keseluruhannya terdapat 16 titik akupunktur. Berdasarkan riset fakar akupunktur, titik-titik tersebut apabila dirangsang dapat menstimulir <em>bio energi</em> (<em>Chi</em>) guna membangun <em>homeostasis</em>. Sehingga menghasilkan efek terapi yang memiliki <em>multi indikasi</em>, seperti untuk mengobati <em>migren</em>, sakit gigi, tangan-lengan merah, bengkak, dan jari jemari kaku. Menurut AM. Isran, titik pada sela-sela jari tersebut merupakan tombol-tombol pengeluaran sampah bio listrik.Contoh lainnya adalah menyapu telinga, jumlah hadits mengenai menyapu telinga lebih dari 30 hadits. Daun telinga banyak dipersarafi oleh sejumlah saraf dan dialiri oleh sejumlah pembuluh darah (<em>vascularisasi</em>). Pada daun telinga sudah teridentifikasi minimal sebanyak 125 titik akupunktur (<em>auriculopunktur</em>), yang dapat digunakan sebagai <em>preventif</em> (pencegahan) dan <em>kuratif </em>(pengobatan) sejumlah penyakit, minimal untuk 125 penyakit. Pemanfaatan pengobatan melalui titik-titik akupunktur telinga saat ini sangat pesat sekali penggunaannya baik di Barat (Kanada, Amerika, Perancis, Jerman dan Austria) maupun di Timur dan Asia seperti Cina, India, Arab dan, Mesir.</span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" ><a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftn7%5C%22"><span style="" lang="SV">[7]</span></a></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" lang="SV"> Ummat Islam, menyapu kedua telinga setiap kali berwudhu, berarti sudah melakukan <em>aurikulopressur</em> (pijat akupunktur telinga) yang berimplikasi terhadap kesehatan. Anggota wudhu ada yang masuk kategori rukun dan ada pula yang sunat. Kedua kategori tersebut dalam perspektif ilmu akupunktur korelasinya sangat signifikan. Kemudian, salah satu <em>maqâshid al-syarî’ah tâbi’ah</em> wudhu, sudah jelas diungkapkan secara eksplisit dalam <em>dalalat al-‘ibarah</em> nash al-Qur’an Surat al-Maidah ayat 6, yaitu untuk menyucikan atau membersihkan (</span><span style="font-size:85%;"><strong><span dir="rtl" style="line-height: 130%;" lang="AR-SA">ليطهركم</span></strong></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" lang="SV">). Sedangkan kesucian atau kebersihan berkorelasi dengan kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun rohani. Tingkat signifikansi korelasi <em>kayfiyat </em>wudhu dengan kesehatan dalam perspektif ilmu akupunktur, sangat tergantung kepada sejauhmana optimalisasi pelaksanaan wudhu tersebut sesuai dengan isyarat untuk menyempurnakan wudhu sebagaimana tuntunan sunnah Nabi Saw. Apabila semakin optimal, berdasarkan perspektif keilmuan (<em>’ilmu al-yaqîn</em>) sudah barang tentu akan semakin memberikan manfaat kesehatan secara <em>holistik</em>. Problemanya, <em>kayfiyat</em> wudhu yang bagaimana yang akan memberikan signifikansi tinggi terhadap kesehatan tersebut? Sebab kita dihadapkan kepada beragam madzhab dalam tata-laksana wudhu. Misalnya, Ibnu ’Arabi dalam kitabnya, <em>Ahkâmu al-Qur’an, </em>telah menjelaskan <em>kayfiyat</em> mengusap kepala saja sampai terdapat sebelas versi. Di antaranya, cukup menyapu selembar rambut saja; cukup tiga lembar rambut; menyapu seperempat; menyapu seluruh kepala; cukup menyapu dua pertiga bagian; cukup menyapu sepertiga bagian; dan cukup menyapu bagian depan saja.</span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" ><a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftn8%5C%22"><span style="" lang="SV">[8]</span></a></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" lang="SV"> Tesis ini, secara deskriptif analitis telah menjelaskan alternatif pilihan sebagai solusi dari problema tersebut. Misalnya, <em>kayfiyat </em>pada tangan dan kaki, arah gosokan sebaiknya dari mana kemana; frekwensinya berapa kali; dan intensitasnya bagaimana. Demikian halnya dengan seluruh aktivitas wudhu yang lainnya, baik yang rukun, sunat maupun adab-adab wudhu, telah dideskrifsikan dalam tesis ini, sebagai analisa dari nash dan pendapat ulama yang dikorelasikan dengan ilmu kesehatan (ilmu akupunktur khususnya) sebagai pengungkapan <em>maqâshid al-syarî’ah tâbi’ah</em> wudhu. Selanjutnya, tesis inipun menjelaskan aplikasi terhadap konsep-konsep nash. Seperti, terahadap konsep <em>ghasala, masaha, </em>dan<em> al-dalk</em> yang berkorelasi dengan titik-titik akupunktur dan meridian untuk memberikan stimulasi yang optimal.Selain menjelaskan korelasi wudhu dengan kesehatan jasmani, dijelaskan pula korelasi wudhu dengan kesehatan rohani. Hikmah wudhu bagi kesucian baik <em>lahiriyah</em> (jasmani) maupun <em>bathiniyah</em> (rohani) sangatlah tinggi. Wudhu, dapat dijadikan sebagai sarana bertaubat untuk membersihkan diri dari dosa guna kesucian dan kesehatan rohani. Hal tersebut didasarkan kepada sejumlah hadits, di antaranya digambarkan bergugurannya dosa bersamaan dengan jatuh mengalirnya air dari setiap anggota wudhu. </span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >Sehingga, wudhu dapat membangun kecerdasan spiritual (<em>Spiritual Question</em>), kecerdasan emosional (<em>Emotional Question</em>) dan kecerdasan intelektual (<em>Intelectual Question</em>). Oleh karena itu, dalam tesis ini wudhu dijelaskan secara terpadu dari dimensi kesehatan <em>holistik.</em>Akhirnya, penelitian yang bersifat <em>library research</em> ini dengan didukung <em>field research </em>sederhana, mudah-mudahan dapat memberikan sumbangsih keilmuan yang <em>applicable</em>;<em> </em>menjadi salah satu alternative solusi memperbaiki <em>kayfiyat </em>wudhu yang berkorelasi dengan kesehatan; dan menjadi inspirasi penelitian-penelitian berikutnya dalam berbagai perspektif yang lebih mendalam.
<br /></span></p><p style="line-height: 130%; text-align: justify;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 10"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 10"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CMRBD26%7E1.JOH%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><span style="font-size:85%;"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="country-region"></o:smarttagtype></span><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} a:link, span.MsoHyperlink {color:blue; text-decoration:underline; text-underline:single;} a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed {color:purple; text-decoration:underline; text-underline:single;} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--> </p><p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 130%;" align="center"><span style="font-size:85%;"><b style=""><span style="line-height: 130%;">PUSTAKA</span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 130%;" align="center"><span style="font-size:85%;">
<br /><b style=""><span style="line-height: 130%;"><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="font-size:85%;"><b style=""><u><span style="line-height: 130%;"><o:p><span style="text-decoration: none;"> </span></o:p></span></u></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" ><a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftnref1%5C%22">[1]</a>Al-Satibi, <em>Al-Muwafaqat fi Ushûl al-Syarî’ah, </em>Jilid 1, (Bairut: Dâr al-Kutub al-‘Alamiyah), hal. 7 <o:p></o:p></span></p> <p style="margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" ><a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftnref2%5C%22">[2]</a>Dikutif dari CD <em>al-Hadits al-Syarif alKutub al Tis’ah,</em> yaitu Bukhari, Muslim, Turmidzi, Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, Malik, Ahmad dan al-Darimi. </span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" lang="SV">Daftar topik hadits terlampir.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" ><a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftnref3%5C%22"><span style="" lang="SV">[3]</span></a></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" lang="SV">Ismail Muhammad Syah, <em>Filsafat Hukum Islam</em>, cet. </span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >III, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hlm. 65.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" ><a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftnref4%5C%22">[4]</a>Ian Scheideman, Medical Acupuncture, Myfair Medical Supplies Ltd., </span><span style="font-size:85%;"><st1:country-region><st1:place><span style="line-height: 130%;">Australia</span></st1:place></st1:country-region></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >, 1988, hal. 99<o:p></o:p></span></p> <p style="margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" ><a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftnref5%5C%22"><span style="" lang="SV">[5]</span></a></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" lang="SV">Hasil penelusuran terhadap atlas anatomi akupunktur, torso patung akupunktur dan beberapa referensi, satu diantaranya: Hallym Calehr, <em>Pedoman Akupunktur Medis,</em> Jilid 1, (Jakarta: Gramedia, 1986), hal. 14-19 <o:p></o:p></span></p> <p style="margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" ><a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftnref6%5C%22"><span style="" lang="SV">[6]</span></a></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" lang="SV">YRW. Soetopo, <em>Akupunktur Telinga, </em>YAPAPTI, Jakarta, 1983, hal. 186<o:p></o:p></span></p> <p style="margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" ><a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftnref7%5C%22"><span style="" lang="SV">[7]</span></a></span><span style="font-size:85%;"><em><span style="line-height: 130%;" lang="SV">Ibid., </span></em></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" lang="SV">hlm. (ii).<o:p></o:p></span></p> <p style="margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" ><a href="http://www.persistarogong.com/web/%5C%22/#_ftnref8%5C%22"><span style="" lang="SV">[8]</span></a></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" lang="SV">Abu Bakar Muhammad bin Abdullah yang dikenal dengan Ibnu ‘Arabi, <em>Ahkamul Quran,</em> Pentahkik Muhammad Abdul Qadir ‘Atha,<em> </em>(Beirut: Daar Al-kutum Al-Ilmiyah, 1977), hlm. 566.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" >Sumber: <a href="http://www.persistarogong.com/web/viewthread.php?toid=4&taid=17&fid=4" target="_blank">http://www.persistarogong.com/web/viewthread.php?toid=4&taid=17&fid=</a><o:p></o:p></span></p><span style="font-size:85%;">
<br /></span><span style="line-height: 130%;font-size:85%;" ><o:p></o:p></span><p></p> Puji Handoko, SAg.http://www.blogger.com/profile/10181491635059913512noreply@blogger.com1